Kabul (arrahmah) – Pasukan Marinir rombongan baru, yang mulai ditempatkan di Afganistan pada bulan lalu, Kamis menyatakan menderita korban pertama sejak mulai bergerak di negara itu, dengan kehilangan dua tentara akibat ledakan bom.
Satuan Gerak Cepat Marinri Amerika Serikat, yang berkekuatan 2.300 tentara, memastikan kedua korban itu, yang kematiannya diumumkan pada Rabu oleh Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, anggotanya.
“Kami kehilangan dua anggota Marinir pada 16 April pagi di Kandahar,” kata wanita jurubicara pasukan tempatan baru itu, Kapten Kelly Frushour, kepada kantor berita Prancis AFP, merujuk pada propinsi Kandahar, Afganistan selatan.
Tentara itu ditempatkan di Satuan Gerak Cepat ke-24 Marinir, yang mulai bergerak di Afganistan selatan pada 10 April.
Belum jelas yang bertanggungjawab atas ledakan itu, tapi tindakan serupa pada masa lalu disalahkan pada pejuang Taliban.
Satuan adalah sumbangan baru Washington kepada ISAF, yang memerangi perlawanan Taliban, yang meningkat di Afganistan.
Sejak awal 2008, 42 tentara asing tewas di Afganistan menurut hitungan resmi ISAF.
ISAF terdiri atas sekitar 47.000 tentara, yang ditarik dari hampir 40 negara, kata hitungan resmi keluaran 1 April.
“Yang terahir dari pelaut dan anggota marinir Satuan Gerak Cepat ke-24 tiba dan satuan itu mulai bergerak sesudah berpekan-pekan, anngota dan perlengkapannya mengalir ke sini,” kata pernyataan satuan tersebut pada pekan lalu.
“Anggota Marinir itu sudah mulai bergerak membantu dan dengan mitra asing mereka di Afganistan,” katanya, merujuk pada pasukan ISAF, yang disebarkan di sana.
Afganistan selatan mengalami bagian terbesar perlawanan terus-menerus oleh sisa Taliban, yang ditumbangkan dari pemerintah oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001.
Perlawanan itu, yang mencakup pemboman jibaku dan dikatakan didukung jaringan Alqaida, meningkat terutama di selatan dan timur negara terkoyak perang tersebut dalam dua tahun terahir.
Peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terahir memaksa panglima NATO menyeru balabantuan.
Pasukan Marinir itu dapat “melaksanakan berbagai gerakan penuh dari bantuan kemanusiaan hingga tempur,” kata pernyataan tersebut.
NATO berhasil mengumpulkan hampir 1.800 tentara sebagai balabantuan di Afganistan dan pelatih tentara serta helikopter, kata sumber dekat pada pertemuan puncak pemimpin sekutu itu di Bukares pada awal April.
Sumber: Antara