KOPENHAGEN (Arrahmah.id) – Serangan terhadap Al Qur’an berlanjut pada Senin (31/7/2023) di Denmark dan Swedia.
Di Kopenhagen, ibu kota Denmark, anggota kelompok anti-Islam dan ultra-nasionalis Danske Patrioter membakar kitab suci umat Islam di depan Kedutaan Besar Arab Saudi.
Kelompok ini membentangkan spanduk yang menghina Islam dan meneriakkan slogan-slogan Islamofobia dalam aksi protes yang disiarkan langsung di media sosial, lansir Anadolu.
Para pengunjuk rasa juga menginjak-injak sebuah salinan Al Qur’an ketika polisi mengamankan mereka.
Ketika 57 negara Muslim mendiskusikan bagaimana menghentikan pembakaran Al-Qur’an di Barat, “tampaknya kita harus membakar Al Qur’an lebih banyak lagi,” kata akun media sosial kelompok tersebut, merujuk pada pertemuan online Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang diadakan pada Senin untuk mendiskusikan serangan-serangan yang terjadi baru-baru ini.
Sementara itu, Salwan Momika, yang berasal dari Irak, membakar satu lagi Al Qur’an di depan Parlemen Swedia dan menuntut agar Islam dilarang di negara tersebut.
Momika, yang dijaga oleh petugas keamanan, menginjak-injak Al Qur’an. Dia mengucapkan kata-kata yang menghina Islam dan membakar Al Qur’an.
Dia juga menginjak bendera Irak dan Iran.
Seorang warga negara Irak, Salwan Najem, membantu Momika melakukan serangan.
Kelompok lain yang berkumpul di daerah tersebut melakukan protes tandingan dengan meneriakkan takbir dan membawa bendera Irak dan Al Qur’an.
Di sisi lain, polisi mengatakan kepada Anadolu bahwa Momika dan Najem telah meminta izin untuk membakar salinan Al Qur’an di depan Masjid Agung Fittja di distrik Botkyrka, Stockholm, dan di depan Kedutaan Besar Iran di Stockholm selama sepekan. Izin untuk permintaan tersebut masih tertunda. (haninmazaya/arrahmah.id)