KABUL (Arrahmah.com) – Menteri Dalam Negeri Afghanistan, mengatakan pada Minggu (14/6) bahwa Taliban kian meningkatkan serangannya di sebagian besar wilayah Afghanistan. Dia memperingatkan, para “militan” kemungkinan akan melakukan sabotase pada pemilihan presiden 20 Agustus mendatang.
Komentar munafikin Hanif Atmar tidak jauh berbeda dengan komentara petinggi militer kafir AS dan NATO yang mengatakan serangan Taliban meningkat 59 persen dalam lima bulan pertama di tahun ini, menurut mereka ini adalah peningkatan terbesar sejak tahun 2001.
Seperti Jenderal David Petraeus, yang bertanggungjawab untuk strategi militer AS di Timur Tengah dan Asia Tengah, Atmar juga memperingatkan, keadaan akan jauh lebih buruk dengan didatangkannya tentara-tentara baru oleh AS ke Afghanistan untuk “menghantam” kekuatan Taliban.
Pemilihan pada agustus mendatang dirasakan sangat penting bagi Kabul dan Washington, karena hasil pemilihan akan menentukan kebijakan AS ke depannya dan masa depan “demokrasi” di negeri muslim tersebut.
Untuk mengamankan jalannya “pesta demokrasi” ini, Washington telah meningkatkan jumlah tentaranya di Afghanistan. Jika pada tahun lalu mereka menyebarkan 32.000 tentara, maka di tahun ini sedikitnya 56.000 tentara telah berada di Afghanistan dan AS akan terus mengirimkan tentaranya hingga berjumlah 68.000 pada akhir tahun ini.
Sejumlah serangan termasuk serangan langsung, serangan bom ranjau dan aksi istisyhad meningkat 40 persen pada minggu ini dibanding minggu sebelumnya, menurut Atmar dalam sebuah konferensi pers.
Atmar menambahkan, meningkatnya serangan terjadi bersamaan dengan mulai mencairnya salju-salju di pegunungan dan menandakan awal sesi pertempuran baru di Afghanistan. Ia mengatakan, “militan” selalu memanfaatkan momen ini.
“‘Militan’ selalu mengganggu jalannya proses pemilihan…dan ingin memperlihatkan kedapa dunia bahwa semakin banyak kalian mengirimkan tentara, maka kami akan semakin meningkatkan serangan,” ujar Atmar.
Mujahidin mengatakan pemilihan pada Agustus mendatang adalah sebuah sandiwara yang telah disetir oleh AS sesuai kepentingan mereka di Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.com)