LVIV (Arrahmah.id) – Puluhan orang tewas ketika pasukan Rusia melancarkan beberapa serangan udara di fasilitas militer besar Ukraina di luar kota barat Lviv dekat perbatasan Polandia, kata pejabat Ukraina, ini tampaknya merupakan serangan paling barat sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari.
Lebih dari 30 rudal jelajah Rusia menargetkan fasilitas luas yang berjarak kurang dari 25 km (15 mil) dari titik perbatasan terdekat dengan Polandia, Gubernur Lviv Maxim Kozitsky mengatakan pada Ahad (13/3/2022), lansir Al Jazeera.
Kozitsky mengatakan sedikitnya 35 orang tewas dan 134 lainnya terluka dalam serangan itu.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan serangan udara itu menghancurkan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh negara-negara asing yang disimpan di fasilitas itu, dan telah membunuh “hingga 180 tentara bayaran asing”.
Fasilitas militer Yavoriv seluas 360 km persegi (140 mil persegi), juga dikenal sebagai Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional, telah lama digunakan untuk melatih personel militer Ukraina, seringkali dengan instruktur dari Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya.
Pangkalan itu juga menjadi tuan rumah latihan NATO internasional dan seorang pejabat senior NATO, Laksamana Rob Bauer, sebelumnya memujinya sebagai perwujudan “semangat kerja sama militer” antara Ukraina dan pasukan internasional. Dengan demikian, situs tersebut melambangkan keluhan lama Rusia bahwa aliansi militer Barat yang beranggotakan 30 negara telah berkembang di Eropa Timur, terlalu dekat dengan wilayah Rusia.
Salah satu syarat Moskow untuk mengakhiri permusuhan di Ukraina adalah agar negara itu membatalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Serangan pada Ahad (13/3) mengikuti ancaman Rusia untuk menargetkan pengiriman senjata asing yang membantu pejuang Ukraina mempertahankan negara mereka dari serangan Rusia.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan instruktur militer asing bekerja di fasilitas itu. “Informasi tentang para korban sedang diklarifikasi,” katanya dalam sebuah posting online.
Banyak orang Ukraina telah melarikan diri ke tempat yang relatif aman di Lviv sejak peluncuran invasi Rusia. Kota ini juga merupakan pusat transit bagi mereka yang meninggalkan Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)