FALLUJAH (Arrahmah.com) – Sumber-sumber medis mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa sekitar 20 warga sipil gugur dan 45 lainnya mengalami cedera oleh bombardir pesawat tempur Irak terhadap gedung Balaikota Fallujah dan Rumah Sakit Tanggap Darurat Fallujah pada Selasa (3/6/2014) pagi.
Sumber-sumber itu mengatakan bahwa pesawat tempur rezim Irak menargetkan para korban cedera dan mayat-mayat yang dievakuasi dari gedung Balaikota Fallujah menuju Rumah Sakit Tanggap Darurat Fallujah. Delapan orang tenaga medis di Rumah Sakit itu ikut tewas dan cedera oleh serangan biadab tersebut.
Kantor berita AFP melaporkan serangan udara tersebut juga menghantam pasar induk Fallujah. Serangan terjadi bersamaan waktunya dengan kerumunan para pegawai untuk mengambil gaji mereka pada gedung Balaikota Fallujah.
Rumah Sakit Tanggap Darurat Fallujah telah berulangkali menjadi sasaran bombardir pesawat tempur rezim Syiah Nouri Al-Maliki. Serangan udara pada hari Selasa merupakan bagian dari operasi militer tentara Irak terhadap propinsi Anbar yang telah berlangsung sejak lebih dari lima bulan terakhir. Ratusan warga sipil propinsi Anbar telah gugur dan belasan ribu lainnya terpaksa mengungsi akibat operasi militer tersebut.
Rezim Syiah PM Nouri Al-Maliki menggelar operasi militer besar-besaran setelah penduduk Anbar melakukan demonstrasi anti rezim Syiah di kota Ramadi, ibukota propinsi Anbar. Pihak militer membubarkan demonstrasi damai tersebut dengan kekuatan sehingga menimbulkan puluhan korban sipil yang gugur dan cedera. Suku-suku muslim Anbar merespon penindasan tersebut dengan membentuk dewan-dewan perlawanan militer di wilayah mereka.
Sejak bulan Mei 2014 stasiun TV Al-Jazeera dan sejumlah aktivis telah merilis video-video yang menunjukkan militer Syiah Irak mempergunakan bom-bom barel dalam operasi militer mereka di propinsi Anbar.
Pada hari Selasa (27/5/2014) lalu Human Rights Watch menuduh militer Irak menyerang wilayah-wilayah pemukiman penduduk di Fallujah dengan bom-bom barel. Namun pihak militer menyangkal tuduhan tersebut.
(muhib al majdi/arrahmah.com)