WASHINGTON (Arrahmah.com) – Calon Presiden AS dari partai Republik, Donald Trump, mengecam partai Demokrat dan kembali menyerukan pelarangan imigrasi Muslim ke AS setelah seorang pria bersenjata pada Ahad (12/6/2016) dini hari menembak mati 50 orang di sebuah klub malam LGBT di Orlando.
Dalam sebuah pernyataan, Trump meminta Presiden Barack Obama untuk mundur dari jabatannya karena tidak menyebut “terorisme Islam radikal” dalam pidatonya, dan menantang Clinton untuk menggunakan kata-kata itu ketika berbicara mengenai serangan Orlando.
Dia juga memperingatkan untuk tidak mengakui pendatang dari Timur Tengah dan kembali menyerukan pelarangan Muslim memasuki AS.
“Apa yang terjadi di Orlando hanyalah awal,” tulis Trump di Twitter. “Kepemimpinan kami lemah dan tidak efektif. Saya menyerukan dan meminta larangan tersebut.”
“Kami mengakui lebih dari 100.000 migran seumur hidup dari Timur Tengah setiap tahun. Sejak 9/11, ratusan migran dan anak-anak mereka telah terlibat dalam terorisme di Amerika Serikat,” Trump menambahkan dalam pernyataannya.
“Hillary Clinton ingin secara dramatis meningkatkan penerimaan dari Timur Tengah, membawa ratusan ribu selama jangka pertama, dan kami akan memiliki cara untuk menyaring mereka, membayar untuk mereka, atau mencegah generasi kedua dari radikalisasi,” lanjutnya.
Clinton mengatakan bahwa AS harus meningkatkan jumlah pengungsi Muslim yang diizinkan masuk ke AS, dan menyerukan AS untuk mengakui 65.000 pengungsi dari Suriah akibat krisis kemanusiaan di sana.
Ketika Trump sebelumnya menyerukan larangan Muslim memasuki negara itu, para kritikus mengecam usulan tersebut sebagai usulan yang tidak efektif dan fanatik. Sejak itu, Trump tidak lagi menyuarakan hal itu dan mengatakan bahwa larangan itu “hanya sebuah saran.”
Serangan Orlando menjadi alasan bagi Trump untuk menyurakan kembali usulannya untuk melarang Muslim memasuki AS.
Trump mengatakan akan menyampaikan pidatonya dalam menanggapi serangan Orlando melalui kampanyenya yang akan disampaikan pada Senin dalam menangani keamanan nasional dan menanggapi kritik atas saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
(ameera/arrahmah.com)