KABUL (Arrahmah.com) – Serangan udara NATO yang menewaskan delapan pemuda Afghanistan pekan lalu tidak berkoordinasi dengan polisi Afghanistan, kata menteri dalam negeri Afghanistan pada Sabtu (18/2/2012).
Pernyataan ini berseberangan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh aliansi salibis sebelumnya.
Serangan yang terjadi pada 8 Februari di provinsi Kapisa, tempat tentara Perancis disebarkan, menimbulkan kekhawatiran akan semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara pemerintah Afghanistan dan sekutu Baratnya.
Menteri Dalam Negeri, Bismillah Mohammadi, yang dilempari pertanyaan oleh parlemen atas insiden tersebut, mengatakan pasukan Afghanistan tidak terlibat. Ia pun menyangkal laporan sebelumnya dari pasukan NATO bahwa serangan tersebut merupakan operasi kerjasama.
“Kami tidak terlibat dalam insiden itu, NATO tidak berkoordinasi dengan polisi yang menyerang kami,” katanya kepada anggota parlemen.
Pimpinan NATO di Afghanistan, pada Rabu (15/2), mengakui bahwa delapan pemuda tewas dalam serangan udara terakhir namun menegaskan mereka adalah remaja bersenjata yang menimbulkan “ancaman” bagi tentara salibis.
“Kami telah diberi delegasi untuk berbicara dengan NATO mengapa mereka tidak memberitahu kami mengenai operasi itu,” kata Mohammadi. Ia menegaskan bahwa jumlah korban sipil yang disebabkan oleh pasukan Afghanistan dan NATO telah menurun “cukup signifikan” karena koordinasi yang baik, tetapi insiden Kapisa adalah pengecualian.
Namun, juru bicara NATO pekan lalu mengatakan operasi itu dilakukan bersama dengan polisi Afghanistan di daerah tersebut. (althaf/arrahmah.com)