ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Ketegangan tinggi antara Pakistan dan Afghanistan atas serangan lintas perbatasan, dengan Islamabad menuduh Kabul tidak berbuat banyak untuk menghentikan serangan yang meningkat sejak Taliban berkuasa Agustus lalu.
Pakistan mengatakan pasukan keamanannya menjadi sasaran dari seberang perbatasan di Afghanistan. Pakistan Taliban, yang dikenal dengan akronim TTP (Tahreek-e-Taliban Pakistan), dan pejuang yang berafiliasi dengan ISIS yang beroperasi di sepanjang perbatasan keropos antara kedua negara telah melakukan banyak serangan di Pakistan sejak 2007, lansir Al Jazeera (27/4/2022).
Pada tahun 2014, kelompok itu menyerang sebuah sekolah di Peshawar, menewaskan 150 orang, kebanyakan anak-anak, dalam salah satu serangan paling mematikan di negara itu.
Taliban memperingatkan Islamabad tentang “konsekuensi” dengan mengatakan tidak akan menolerir “invasi” dari tetangganya setelah hampir 50 orang tewas pada 16 April dalam dugaan serangan udara Pakistan di provinsi perbatasan Kunar dan Khost. Pakistan belum mengonfirmasi apakah mereka berada di balik serangan udara tersebut.
Kembalinya Taliban ke kekuasaan di Afghanistan dirayakan oleh para pejabat di Islamabad dan diharapkan kelompok bersenjata itu akan mengendalikan pejuang TTP dan ISIS, tetapi serangan malah meningkat. Lebih banyak serangan telah dicatat tahun ini dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Afiliasi ISIS juga telah melakukan serangan di dalam Afghanistan, yang merupakan ancaman keamanan utama bagi pemerintahan Taliban.
Serangan udara Pakistan diduga memicu protes, dengan penduduk di provinsi Khost dan Kandahar Afghanistan turun ke jalan mengatakan mereka yang tewas dalam serangan itu adalah warga sipil.
Imtiaz Gul, seorang analis politik yang berbasis di Islamabad, mengatakan Pakistan telah lama mengeluhkan “kelompok teroris yang beroperasi di Afghanistan timur”.
Dia mengatakan Pakistan telah melakukan serangan terhadap “tempat persembunyian teroris” bahkan pada masa mantan Presiden Ashraf Ghani. “Mereka [pemberontak] juga menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak yang dipimpin AS,” katanya kepada Al Jazeera. (haninmazaya/arrahmah.id)