BREMEN (Arrahmah.com) – Pada Selasa (14/12/10) pagi, satu unit polisi kafir Jerman melakukan penggerebekan massal terhadap rumah dan apartemen milik Muslim. Pencarian juga dilakukan di sekolah-sekolah dan pusat kebudayaan.
Kementrian Dalam Negeri Jerman mengatakan serangan pada Muslim dilakukan sehubungan dengan “dugaan link teroris”, lapor Washington Post.
Jurubicara Departemen, Stefan Paris mengatakan bahwa serangan terjadi di wilayah barat kota Moenchengladbach, Braunscheiw dan Bremen. Di antara organisasi yang diserbu polisi adalah Invitation to Paradise dan Islamic Culture Center Bremen.
“Keduanya diduga ingin membuat sebuah teokrasi Islam dan bekerja melawan tatanan Demokrasi Jerman,” tambahnya.
“Hal ini perlu dan penting untuk tidak menunggu sebuah perlawanan militan dalam bentuk jihad,” lanjut Paris yang membenarkan serangan massal di rumah-rumah Muslim pada pagi itu.
Seorang pejabat keamanan berbicara dengan syarat anonim yang terkait dengan departemen kepolisian mengatakan belasan rumah pribadi digeledah, serta sekolah-sekolah agama, sebuah penerbit kecil, dan toko milik Invitation to Paradise yang menjual kerudung serta cadar dan keperluan Muslim lainnya.
Seorang pemimpin lokal kelompok Invitation to Paradise di Moenchengladbach mengutuk serangan tersebut dan mengatakan polisi telah mengambil komputer, ponsel, buku dan penghasilan toko selama operasi pencarian.
“Kami sedih mengenai penyerangan ini, kami tidak melakukan sesuatu yang ilegal,” ujar Sven Lau saat diwawancarai AP.
“Pencarian ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk melarang dua kelompok yang saling bekerjasama dan berbagi dan memiliki ideologi Salafi.”
Jasa intelijen mengatakan bahwa mereka telah mengawasi kelompok ini selama beberapa tahun. Mereka selalu ditampilkan dalam laporan tahunan.
Upaya terbaru oleh Invitation to Paradise yang membangun sebuah sekolah agama di Moenchengladbach mendapat liputan luas dan menghadapi protes kuat dari masyarakat sekitar. Sebagai respon, lebih dari 100 Muslim berkumpul di sebuah tempat selama Ramadhan dan melakukan sholat berjamaah setiap malam.
Wilfried Schultz kepala dari inisiatif “warga untuk Moenchengladbach” melawan Muslim, menyambut penggerebekan tersebut.
“Kami senang bahwa Kementrian Dalam Negeri bergerak begitu cepat terhadap mereka dan berharap tidak memakan waktu lama sampai kelompok tersebut dilarang selamanya,” ujarnya seperti yang dilansir AP.
Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun orang yang disebut “teroris” dan tidak ada “bukti teroris” ditemukan selama operasi polisi.
Sementara itu, menurut Muslim, tujuan dari kampanye baru anti-Islam oleh otoritas Jerman bukanlah untuk “anti-terorisme” namun untuk mengintimidasi sehingga penduduk Jerman tidak memeluk Islam. (haninmazaya/arrahmah.com)