GAZA (Arrahmah.com) – Unit Gawat Darurat rumah sakit Asy-Syifa di Jalur Gaza setiap hari dalam kesibukan yang tak biasa, terutama di saat serangan-serangan penjajah “Israel” (baca: Yahudi) melanda. Di antara para korban luka akibat serangan besar-besaran pasukan penjajah Yahudi, ada sejumlah wanita hamil yang datang ke rumah sakit tersebut untuk masuk ke unit bersalin untuk perawatan. Menurut laporan yang dilansir Al Jazeera, ada 25 hingga 50 wanita hamil per harinya yang membutuhkan perawatan langsung.
Di antara ibu hamil itu adalah Hanan al-Mahessen (28). Pada hari kedua serangan udara “Israel” pada bulan ini, lingkungan rumahnya dihantam serangan udara hingga menjadi hancur.
“Saya mulai merasakan sakit. Kemudian mulai perdarahan,” katanya kepada Al Jazeera. Kemudian Hanan dilarikan ke Asy-Syifa dan ia kehilangan tiga kantong darah. Setelah menjalani operasi, bayinya lahir, meskipun ia telah meninggal dalam kandungan Hanan. Para dokter tidak tega mengabarkan kabar duka itu kepada Hanan mengingat kondisi Hanan yang masih lemah, sehingga mereka memutuskan untuk mengatakan kepada Hanan bahwa bayinya sedang berada di unit perawatan. Namun, sehari kemudian Hanan mengetahui bahwa bayinya telah meninggal dunia, inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun.
Tak demikian dengan ibu hamil lainnya, Alhamdulillah di antara mereka tidak sedikit yang melahirkan bayinya dengan selamat. Bom-bom “Israel” tidak mampu mencegah kelahiran bayi-bayi Palestina ini.
“Anak saya digunakan untuk perang ini. Mereka telah tumbuh dengan suara-suara bom,” ujar Mariam Guneed (39), serorang ibu yang memiliki delapan anak yang sedang menanti kelahiran anak kesembilannya.
“Kami harus memiliki banyak anak di sini, karena kami kehilangan sangat banyak anak dalam perang ini,” katanya seraya ia kembali ke ruangannya untuk duduk dan menanti kelahiran bayi kesembilannya.
Kurang dari beberapa kilometer dari Asy-Syifa adalah rumah sakit Al-Awda di kamp pengungsian Jabayala, salah satu daerah termiskin di Gaza. Nisreen, saat itu baru berusia 30 menit, lahir dengan selamat di tengah-tengah agresi “Israel”, Maa Syaa Allah.
Suara-suara pesawat dan bom “israel” dapat didengar dengan jelas di atas bangunan rumah sakit. Dalam beberapa hari, Nisreen akan meninggalkan rumah sakit itu bersama ibunya ke sebuah daerah yang telah mengalami sejumlah besar serangan udara “Israel”.
“Terkadang para wanita itu tidak ingin pergi. Mereka tahu bahwa mereka aman di sini. Kami tidak mengusir mereka, kami menjaga mereka selama mereka mau untuk tetap tinggal,” kata direktur rumah sakit Dr. Yousef Soueti.
Bayi lainnya yang lahir di tengah agresi “Israel” adalah Eileen. Eileen adalah puteri dari Amal Zalgoot (28). “Dia adalah anak ketiga saya dan Saya sangat bahagia telah sampai ke rumah sakit dengan selamat.”
Eileen lahir pada pagi hari keenam serangan “Israel” di Jalur Gaza.
Selain Eileen, Afaff Sauda juga berhasil lahir ke duni dengan selamat atas izin Allah. Afaff adalah anak dari Omar (25).
Rumah sakit Al-Awda khusus bersalin menyaksikan peningkatan pasien ibu hamil yang datang dalam keadaan perdarahan.
“Kami telah melihat peningkatan para wanita yang datang dengan kondisi perdarahan saat hamil. Dalam beberapa kasus, mereka datang ke sini sehingga kami akan menahan mereka selama 24 jam karna ini lebih aman daripada di rumah,” kata Dr Yousef. (siraaj/arrahmah.com)