BEIRUT (Arrahmah.id) – Serangan udara ‘Israel’ di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (20/9/2024) dilaporkan menewaskan komandan Hizbullah Ibrahim Aqil, dalam eskalasi lain dalam perang di Lebanon.
Sebuah rudal menghantam sebuah blok apartemen di kawasan permukiman padat penduduk di Beirut selatan yang menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk anak-anak, dan media memperkirakan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah. Menurut laporan sejauh ini, sedikitnya 59 orang terluka.
Crazy footage 💥
Showing the moment of the bombing today in Beirut, allegedly the assassination of Ibrahim aqil pic.twitter.com/saxphKTbGI— Me (@messi_hoz) September 20, 2024
Aqil adalah kepala unit elite pasukan Radwan Hizbullah, yang berada di garis depan bentrokan antara ‘Israel’ dan kelompok Lebanon tersebut, dan kematiannya akan menjadi pukulan lain bagi kelompok ini.
“Serangan udara ‘Israel’ menewaskan komandan Pasukan Radwan Ibrahim Aqil, orang kedua di angkatan bersenjatanya setelah Fuad Shukr,” yang tewas dalam serangan ‘Israel’ Juli, juga di basis Hezbollah di Beirut selatan, kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk membahas masalah sensitif.
Sementara itu, saluran berita Hizbullah Al-Manar melaporkan bahwa beberapa orang tewas, termasuk anak-anak, ketika ambulans bergegas ke lokasi ledakan.
Sebuah gambar dari lokasi kejadian, yang tidak dapat dikonfirmasi oleh The New Arab, menunjukkan kerusakan besar pada blok apartemen tersebut. Serangan itu terjadi pada Jumat sore (20/9) ketika banyak penghuni gedung sedang berada di rumah bersama keluarga.
Pemandangan lain dari lokasi serangan menunjukkan kerusakan besar di daerah Qaim di pinggiran selatan Beirut – benteng Hizbullah.
Jalan tersebut dilaporkan merupakan area yang sangat sibuk di pinggiran selatan kota, yang diakses setiap hari oleh warga sipil.
Militer ‘Israel’ mengatakan telah melakukan “serangan tertarget” di Beirut.
Aqil, juga dikenal sebagai Tahsin, telah terlibat dalam operasi militer Hizbullah sejak tahun-tahun awal, khususnya selama perang saudara Lebanon dan konflik berikutnya dengan ‘Israel’.
Dia dilaporkan memainkan peran kunci dalam mengembangkan strategi militer Hizbullah dan dianggap sebagai komandan yang sangat berpengalaman dalam kelompok tersebut setelah mengambil bagian dalam berbagai kampanye bersenjata di Lebanon selatan melawan ‘Israel’.
Selama tahun 1980-an, ia menjadi anggota utama kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman Kedutaan Besar AS di Beirut pada bulan April 1983, bernama Kelompok Jihad Islam, dan meluncurkan Hizbullah yang baru dibentuk ke panggung global.
Pada 1980-an, Aqil mengarahkan penculikan sandera AS dan Jerman di Lebanon dan menahan mereka di sana. AS telah memberikan hadiah hingga $7 juta untuk penangkapannya. (zarahamala/arrahmah.id)