DEIR AZZUR (Arrahmah.id) – Sedikitnya 26 tentara rezim Asad telah terbunuh di wilayah timur Suriah yang dilanda perang, kelompok pemantau mengatakan pada Jumat (11/8/2023), yang merupakan serangan paling mematikan dalam gelombang serangan baru yang dituduhkan kepada kelompok ISIS.
Meskipun telah kehilangan wilayah terakhir mereka di Suriah pada 2019, ISIS tetap mempertahankan tempat persembunyiannya di gurun Suriah yang luas untuk melakukan penyergapan dan serangan tabrak lari.
“Anggota ISIS menargetkan sebuah bus militer” di provinsi Deir Azzur pada Kamis, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, seperti dilansir AFP.
“Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 26 tentara,” kata organisasi itu, merevisi jumlah korban sebelumnya yang hanya 23 orang dan menyebutnya sebagai serangan paling mematikan oleh ISIS terhadap pasukan rezim Asad tahun ini.
Pejuang ISIS mengepung bus tersebut dan melepaskan tembakan di daerah Mayadeen di provinsi Deir Azzur, di gurun pasir Badia yang luas di Suriah, Observatorium menambahkan.
Sebelas tentara lainnya terluka, dengan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, sementara pasukan yang sebelumnya dianggap hilang berada di bus lain yang berhasil mencapai daerah yang aman, kata kelompok yang berbasis di Inggris yang mengandalkan jaringan sumber di dalam Suriah.
Kantor berita Suriah, SANA, mengatakan bahwa “serangan teroris” tersebut telah menyebabkan sejumlah korban militer, mengutip sebuah sumber militer yang tidak disebutkan namanya.
Pasukan rezim Suriah dan kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran yang bersekutu dengan mereka, yang dikerahkan di daerah tersebut dalam keadaan siaga pada Jumat pagi, Observatorium melaporkan.
Rami Abdel Rahman dari lembaga pemantau perang tersebut mengatakan bahwa ISIS “baru-baru ini telah meningkatkan serangan militernya yang mematikan yang bertujuan untuk menyebabkan kematian sebanyak mungkin.”
Dengan melakukan hal itu, para jihadis mencoba untuk menunjukkan bahwa ISIS “masih aktif dan kuat meskipun para pemimpinnya telah ditargetkan,” katanya kepada AFP.
Pekan lalu, ISIS mengumumkan kematian pemimpinnya Abu Al-Hussein Al-Husseini Al-Qurashi, yang dikatakan tewas dalam bentrokan di barat laut Suriah.
Seorang juru bicara kelompok tersebut mengumumkan pemimpin baru, yang dikenal sebagai Abu Hafs Al-Hashimi Al-Qurashi, dalam sebuah pesan yang direkam pada salurannya di aplikasi pesan Telegram. (haninmazaya/arrahmah.id)