WAZIRISTAN (Arrahmah.com) – Sebuah serangan Improvised Explosive Devices (IED) atau bom rakitan yang dilancarkan Mujahidin Ansharul dilaporkan menewaskan empat tentara boneka Pakistan di Waziristan Utara pada Kamis (12/12/13).
Kelompok jihad yang dikenal berafiliasi dengan Gerakan Taliban di Pakistan ini menyatakan bahwa serangan tersebut dilancarkan untuk membalas kematian Maulvi Ahmed Jan, pemimpin Mujahidin “Jaringan Haqqani” Taliban Pakistan yang syahid, InsyaAllah, dalam serangan pengecut pesawat tak berawak salibis AS pada November lalu.
Mujahidin Ansharul juga telah melancarkan serangan terhadap pasukan boneka Pakistan dalam menanggapi serangan pengecut pesawat tak berawak salibis AS yang membunuh Amir Taliban Pakistan.
Serangan IED tersebut dilancarkan di Spinwam di wilayah kesukuan yang dikuasai Taliban di Waziristan Utara. Selain empat tentara boneka Pakistan yang tewas, terdapat lima lainnya yang mengalami luka-luka dalam ledakan mematikan tersebut.
Abu Baseer, juru bicara Mujahidin Ansharul, mengatakan kepada AFP bahwa serangan IED tersebut merupakan “pembalasan terhadap serangan pesawat tak berawak di Hangu.”
Serangan pesawat tak berawak di Hangu yang dimaksud Abu Baseer adalah serangan pada 21 November lalu yang membunuh Maulvi Ahmed Jan, seorang petinggi Mujahidin “Jaringan Haqqani” Taliban, dan dua gubernur bayangan Taliban untuk provinsi paling timur Afghanistan.
Maulvi dikenal sebagai “tangan kanan” dan kepala staf Sirajuddin. Maulvi sering mewakili Sirajuddin dalam pertemuan dewan Mujahidin Gerakan Taliban di Pakistan. Dia juga dikabarkan telah mengarahkan dan mengatur serangan syahid di Afghanistan, terutama di Kabul, serta menjabat sebagai seorang pemodal dan ahli logistik mujahidin.
Mujahidin Ansharul telah mengaku bertanggung jawab atas empat serangan lainnya terhadap pasukan militer Pakistan tahun lalu. Mujahidin Ansharul yang dikenal berjuang bersama Mujahidin Uzbek ini juga menyatakan telah menyerang tentara Pakistan sebagai pembalasan atas serangan pengecut pesawat tak berawak yang menewaskan amir kelompok Mullah Nazir dan mujahidin dari Partai Islam Turkistan, serta sebagai serangan balasan terhadap syi’ah untuk membalas kematian Kaum Muslimin Ahlus Sunnah di Suriah dan Irak.
Pada 13 Januari lalu, kelompok ini menyerang konvoi militer Pakistan dalam perjalanan di wilayah Ramzak Waziristan Utara. Empat belas tentara boneka tewas dalam serangan itu dan 25 lainnya terluka. Abu Baseer mengatakan serangan itu dilakukan untuk membalas keterlibatan militer boneka Pakistan dalam kampanye drone AS di wilayah kesukuan Pakistan.
Kurang dari dua minggu sebelum serangan Mujahidin Ansharul, salibis AS membunuh Mullah Nazir dalam serangan pengecut pesawat tak berawak mereka. Nazir adalah seorang komandan Taliban yang berpengaruh di Waziristan Selatan.
Pada 26 Juli, Mujahidin Ansharul menyatakan apresiasi mereka atas serangan syahid ganda di Kurram yang menewaskan 57 musuh dan melukai 167 lainnya. Abu Baseer mengatakan kelompok jihad ini akan “merencanakan serangan lain yang serupa dengan serangan tersebut terhadap kelompok syi’ah di Pakistan untuk membalas kebrutalan syi’ah terhadap Muslim Sunni di Suriah dan Irak.”
Pada 1 September, kelompok jihad ini berhasil menewaskan sembilan tentara Korps Perbatasan dan melukai 20 lainnya dalam serangan IED terhadap konvoi yang sedang melakukan perjalanan dari wilayah Data Khel, yang dikenal sebagai basis Al-Qaeda di Waziristan Utara, ke Miramshah yang dikenal sebagai kubu “Jaringan Haqqani”.
Abu Baseer mengatakan serangan itu dilakukan untuk membalas serangan pengecut pesawat tak berawak yang menewaskan empat anggota Partai Islam Turkistan, sebuah kelompok jihad yang bersekutu dengan Al-Qaeda, Taliban , dan sejumlah organisasi jihad lainnya yang berbasis di wilayah tersebut.
Dan pada 20 November, Mujahidin Ansharul menyatakan serangan syahid di Waziristan Utara yang menewaskan dua tentara Korps Perbatasan paramiliter dilakukan untuk membalas kematian mantan Amir Gerakan Taliban di Pakistan, Hakimullah Mehsud, yang syahid, InsyaAllah, dalam sebuah serangan pengecut pesawat tak berawak salibis AS pada 1 November lalu. (banan/arrahmah.com)