TEL AVIV (Arrahmah.id) – Setidaknya 18 tentara ‘Israel’ terluka pada Rabu (17/4/2024), ketika gerakan Perlawanan Libanon Hizbullah menargetkan pangkalan militer ‘Israel’ di Arab Al-Aramshe, di ‘Israel’ utara.
Menurut Haaretz, “di antara yang terluka terdapat dua orang dalam kondisi serius, satu dalam kondisi kritis dan empat dalam kondisi sedang.”
Sementara itu, Al-Jazeera melaporkan bahwa tentara ‘Israel’ mengakui melukai 14 tentara, enam di antaranya luka serius.
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu adalah “sebagai tanggapan atas pembunuhan musuh terhadap beberapa pejuang perlawanan di Ain Ba’al dan Shahabiya”.
“Serangan kompleks” tersebut dilakukan “menggunakan peluru kendali dan drone”, menurut Hizbullah.
Serangan ini menargetkan “markas besar unit pengintaian militer yang baru didirikan di Arab Al-Aramsheh, yang dikenal sebagai ‘Pusat Populer’,” tambah kelompok tersebut.
Insiden Rabu (17/4) menandai hari ketiga meningkatnya ketegangan di perbatasan utara ‘Israel’, menyusul serangan balasan yang dilakukan Iran pada 13 April.
Pada Selasa (16/4), ‘Israel’ mengatakan serangannya di Libanon selatan menewaskan dua komandan Hizbullah setempat. Kelompok Libanon mengakui pembunuhan Mohammed Mustafa Shhouri ‘Jaber’ yang berusia 30 tahun dan Mahmoud Ibrahim Fadlallah ‘Shadi’ yang berusia 49 tahun.
Pada Senin (15/4), Hizbullah menargetkan pasukan ‘Israel’ dengan alat peledak, melukai empat tentara yang masuk tanpa izin ke wilayah Libanon.
Ketegangan Meningkat
Sejak dimulainya perang ‘Israel’ di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Libanon telah terlibat secara langsung, namun secara relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan ‘Israel’.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melakukan 169 operasi militer dalam 120 hari pertama perang, menewaskan lebih dari 2.000 tentara ‘Israel’.
ISRAELI AMBULANCE SERVICE: Eight people were injured due to a missile falling on a building in the town of Arab Al-Aramsha in the Western Galilee.
FOLLOW OUR LIVE BLOG: https://t.co/kM53GWAh1q pic.twitter.com/xOJNXeM686
— The Palestine Chronicle (@PalestineChron) April 17, 2024
‘Israel’ telah menduduki sebagian wilayah Libanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada 2000, menyusul perlawanan keras Libanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.
Mereka berusaha menduduki kembali Libanon pada 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Libanon sebagai kemenangan besar melawan ‘Israel’.
Namun ‘Israel’ tetap menduduki sebagian wilayah Libanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba.
Hizbullah telah berjanji untuk memulihkan setiap inci wilayah Libanon yang telah diduduki ‘Israel’ bertentangan dengan hukum internasional. (zarahamala/arrahmah.id)