MOGADISHU (Arrahmah.id) – Korban tewas akibat serangan bom mobil di sebuah kafe di ibu kota Somalia, Mogadishu, yang dipenuhi penggemar sepak bola yang sedang menonton final Euro 2024 telah meningkat menjadi sembilan, kata sumber keamanan, Senin (15/7/2024).
Para saksi menggambarkan suasana panik dan kekacauan setelah ledakan dahsyat Ahad malam (14/7), saat orang-orang berlarian mencari tempat aman dan pintu masuk utama kafe hancur oleh kobaran api.
Mohamed Yusuf, seorang pejabat dari badan keamanan nasional, mengatakan sembilan warga sipil tewas dan 20 lainnya terluka dalam ledakan itu, sehingga jumlah korban tewas resmi yang diberikan oleh polisi pada Ahad malam adalah lima orang.
Restoran Top Coffee yang populer, yang terletak di dekat istana presiden di pusat kota, dipenuhi oleh anak muda yang menonton pertandingan final yang dimenangkan Spanyol dengan skor 2-1 melawan Inggris.
“Banyak orang di dalam restoran itu, kebanyakan dari mereka adalah anak muda yang sedang menonton pertandingan sepak bola… tapi Alhamdulillah, sebagian besar dari mereka berhasil keluar dengan selamat setelah menggunakan tangga untuk memanjat dan melompati tembok pembatas bagian belakang,” kata Yusuf.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut, namun Kantor Berita Nasional Somalia yang dikelola pemerintah mengatakan pada Ahad (14/7) bahwa pengeboman tersebut dilakukan oleh Asy-Syabaab yang terkait dengan Al-Qaeda.
Gambar yang diunggah di internet menunjukkan bola api besar dan kepulan asap mengepul ke langit malam saat ledakan melanda kafe tersebut.
Darah dan Jeritan
“Saya berada di dalam restoran menonton pertandingan sepak bola ketika saya mendengar ledakan besar, ada asap, debu dan api di sisi depan restoran dan kami panik,” kata Said Muktar kepada AFP.
“Saya dan beberapa orang lainnya bergegas menuju pintu masuk utama, tetapi sama sekali tidak dapat diakses,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia melihat orang-orang “berdarah dan menjerit”.
Gambar-gambar setelah pengeboman pada Senin (15/7) menunjukkan tumpukan puing-puing di tempat restoran itu dulu berdiri dan beberapa kendaraan terbakar, saat penduduk setempat memeriksa lokasi kejadian.
Petugas polisi Mohamed Salad mengatakan kepada AFP bahwa dia bergegas ke lokasi beberapa menit setelah ledakan.
“Lima orang tewas di luar gedung dan di jalan utama, termasuk pengemudi kendaraan yang melintas di area tersebut,” katanya.
“Empat orang tewas di dalam restoran, beberapa dari mereka dikeluarkan dari bawah reruntuhan.”
Upaya pembobolan penjara
Asy-Syabaab telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap pemerintah federal Somalia yang rapuh selama lebih dari 17 tahun dan telah melakukan banyak pengeboman di Mogadishu dan tempat lain di negara itu.
Terjadi penurunan serangan dalam beberapa bulan terakhir karena pemerintah terus melancarkan serangan terhadap militan Islam ini.
Namun pada Sabtu (13/7), lima narapidana yang dikatakan sebagai pejuang Asy-Syabaab syahid dalam baku tembak dengan para penjaga saat berupaya melarikan diri dari penjara utama di Mogadishu.
Tiga penjaga juga tewas dan 18 lainnya terluka, kata pejabat penjara, setelah para narapidana berhasil mendapatkan senjata.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud telah bersumpah untuk berperang habis-habisan melawan para jihadis dan pasukan pemerintah telah bergabung dengan milisi klan lokal dalam kampanye militer yang didukung oleh pasukan Uni Afrika dan serangan udara AS.
Namun serangan itu mengalami kemunduran, karena Asy-Syabaab awal tahun ini mengklaim telah merebut beberapa lokasi di Somalia tengah.
Meskipun diusir dari Mogadishu oleh pasukan AU pada 2011, Asy-Syabaab masih memiliki kehadiran yang kuat di pedesaan Somalia.
Somalia bulan lalu meminta Uni Afrika untuk memperlambat rencana penarikan pasukannya dari negara yang bermasalah itu.
Resolusi PBB menyerukan jumlah pasukan dalam misi penjaga perdamaian AU, yang dikenal sebagai ATMIS, untuk dikurangi menjadi nol pada 31 Desember dengan keamanan diserahkan kepada tentara dan polisi Somalia.
Tahap ketiga dan kedua terakhir adalah melihat keberangkatan 4.000 prajurit dari total 13.500 pasukan ATMIS pada akhir Juni.
Namun pemerintah Somalia mengatakan pihaknya hanya ingin melihat 2.000 tentara meninggalkan negara itu pada Juni dan 2.000 tentara sisanya pada September. (zarahamala/arrahmah.id)