NAMPALA (Arrahmah.com) – Tujuh belas tentara tewas dan 35 lainnya terluka di Mali tengah dalam serangan mematikan di pangkalan militer mereka, menurut pernyataan pejabat Mali yang menyebut serangan tersebut sebagai “serangan teroris terkoordinasi”.
Serangan pada Selasa (19/7/2016) adalah yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir terhadap militer Mali.
“Jumlah korban meningkat, kami kehilangan 17 personil dan 35 terluka,” ujar Menteri Pertahanan Mali, Tieman Hubert Coulibaly seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (20/7).
Sebelumnya otoritas Mali mengumumkan kematian 12 tentara.
Juru bicara militer Souleymane Maiga mengatakan kepada Reuters bahwa penyerang menguasai basis di Nampala dalam waktu singkat. Dia mengklaim pasukan Mali mundur ke dekat Diabaly untuk berkumpul kembali.
Maiga mengklaim tiga kelompok melakukan serangan itu: Al Qaeda Islamic Maghreb (AQIM) dari arah utara, Front Pembebasan Macina yang terhubung dengan Anshar Ad-Dine menunggu di luar kota, dan kelompok etnis Peul yang menyerang dari arah tenggara.
Anshar Ad-Dine menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan Batalion Macina yang melakukan serangan.
Sumber intelijen mengatakan kepada Reuters bahwa “militan” merampas senjata dan kendaraan militer dan melarikannya ke daerah hutan. (haninmazaya/arrahmah.com)