ARAKAN (Arrahmah.com) – Muslim di negara bagian Rakhine (Arakan) terpaksa melarikan diri ke kamp-kamp darurat, lansir Presstv, karena ekstrimis Buddhis kembali menyerang desa-desa mereka.
Mereka melarikan diri dengan menggunakan sekitar 40 perahu kecil melalui sungai. Namun belum diketahui berapa jumlah Muslim yang ikut mengungsi.
Menurut laporan warga di salah satu kota yang terkena serangan, lebih dari 800 rumah Muslim di beberapa desa hancur terbakar akibat ulah warga Buddhis Rakhine.
Pejabat pemerintahan setempat juga mengkonfirmasi bahwa ratusan rumah telah dibakar dalam kerusuhan terbaru di Arakan, antara warga Buddhis dan Muslim.
Hingga kini ketegangan masih terjadi dan pemerintah telah memberlakukan jam malam di beberapa daerah.
Kaum Muslimin kembali dilanda ketakutan dalam melalui hari dan malam-malam mereka. Bahkan mayoritas Muslim di Burma sepakat untuk tidak menggelar perayaan ‘Idul Adha 1433 H hari ini, karena duka cita yang mereka rasakan atas nasib saudara-saudara mereka di Arakan.
Diamnya atau tidak berdayanya organisasi-organisasi internasional, seperti organisasi hak asasi manusia, dalam membantu menghentikan kekerasan terhadap Muslim Rohingya semakin membuat ekstrimis Buddhis dan otoritas Myanmar bertindak lebih sewenang-wenang.
Memang diakui, tak mudah menembus Arakan disebabkan penentangan keras dari warga Buddhis beserta para biksu terhadap siapa saja yang mendukung dan membantu Muslim Rohingya.
Baru-baru ini para biksu dan para mahasiswa Buddhis kembali melantangkan suara untuk menentang Muslim dan siapa saja yang mendukung Muslim di negara mereka. Mereka ingin Muslim Rohingya keluar dari Burma. (siraaj/arrahmah.com)