Alhamdulillah. Ini berita gembira bagi kaum Muslimin di hari raya I’edul Adha 1430 H. Seorang pemimpin anti Taliban, yang merupakan sekutu pemerintahan murtad Pakistan dalam memerangi mujahidin Taliban dikabarkan menemui ajalnya terkena bom yang ditanam di pinggir jalan. Shahpoor Khan, pemimpin suku tersebut kabarnya baru saja menggantikan pemimpin anti Taliban sebelumnya, Malik Rehmatullah, yang juga terbunuh dalam sebuah serangan aksi syahid tahun lalu di Bajaur. Ini menjadi sebuah peringatan, bagi musuh-musuh jihad dan mujahidin bahwa mereka tidak akan dibiarkan begitu saja memerangi Islam dan kaum Muslimin.
Sebuah bom yang ditanam di pinggir jalan, Jumat (27/11), menewaskan seorang pemimpin anti-Taliban, Shahpoor Khan, yang merupakan sekutu Pemerintahan murtad Pakistan dalam memerangi mujahidin Taliban di Distrik Bajaur, perbatasan Pakistan-Afhganistan.
Pejabat-pejabat sekuler Pakistan menjelaskan, bom yang menewaskan Khan itu dipasang di wilayah kota Badan, yang dianggap merupakan wilayah paling berbahaya di dunia dan menjadi markas bagi Al Qaeda. Selain Khan, bom itu juga melukai tiga orang lainnya.
“Pemimpin suku itu tewas di tempat kejadian dan rekan-rekannya mengalami luka serius akibat ledakan itu,” kata kepala pemerintahan setempat, Jamil Khan, sambil menjelaskan bahwa Khan tewas sepulang dari shalat Idul Adha.
Shahpoor Khan diangkat menjadi salah seorang pemimpin suku menggantikan Malik Rehmatullah, yang terbunuh dalam sebuah serangan syahid, tahun lalu di Bajaur.
Pada hari yang sama, militer Pakistan mengatakan, sebuah operasi baru di Khyber yang dilakukan tentara dengan didukung helikopter tempur berhasil menewaskan 15 gerilyawan.
Khyber berada di jalur suplai utama NATO menuju Afganistan dan berada di luar kota Peshawar. “Pasukan keamanan telah mengambil alih kontrol di kota-kota Mamary, Shaheeda Killi, dan Meri Khel di wilayah itu,” demikian pernyataan militer Pakistan.
Meski masih ada perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis meyakini, sebagian besar dari 10.000 gerilyawan Taliban di distrik itu telah melarikan diri ke wilayah tetangganya, Orakzai dan Waziristan Utara, sehingga memperluas medan pertempuran.
Tapi tentu saja berita atau klaim-klaim dari pemerintahan Pakistan itu tidak seluruhnya benar. Mujahidin sendiri memiliki jalur informasi dan berita yang berbeda dengan berita pada umumnya dan seringnya berita kemenangan mujahidin di Pakistan luput dari pemberitaan media.
(M.fachry/AFP/OKI/Arrahmah)