KABUL (Arrahmah.com) – Sebuah bom meledak di sebuah tempat sampah di luar kompleks gubernur di provinsi Khost Afghanistan pada hari Kamis (7/1), membuat gubernur Khost mengalami cedera, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri.
Ledakan tengah hari itu membuat kaca jendela gedung pecah dan gubernur Sabari Khan Tahr terkena pecahan kaca, tetapi tidak sampai mengalami cedera serius, kata jurubicara kementerian, Zemeri Bashary, kepada Associated Press.
Provinsi Khost merupakan salah satu provinsi yang berbatasan dengan Pakistan, dan menjadi tempat terjadinya insiden mematikan di pangkalan Chapman dan menewaskan 7 agen CIA.
Al-Qaidah dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di internet pada hari Rabu mengklaim bertanggungjawab atas serangan di markas CIA tersebut.
Pada hari yang sama (Rabu) setidaknya 15 orang cedera akibat ledakan yang terjadi di luar sebuah toko di kota Khost.
Seorang panglima Taliban di provinsi Khost mengaku bertanggungjawab atas serangan itu melalui pesan teks yang dikirim ke CBS News, dan mengatakan bahwa anak buahnya yang telah menanam bom di kantor Gubernur.
Seorang perwira polisi setempat mengkonfirmasi ledakan. Ia mengatakan bahwa ledakan terjadi sebagai saat Sabari bertemu dengan para pejabat provinsi lainnya.
Jurubicara kementerian dalam negeri mengatakan gubernur dan enam orang lainnya terluka akibat ledakan, termasuk dua wartawan lokal.
Sebelumnya, tiga roket ditembakkan ke daerah perumahan di Kabul, melukai tiga warga sipil.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua dari roket menghantam sebuah rumah dan yang ketiga mendarat di sebuah taman. Polisi setempat mengatakan serangan itu terjadi di lingkungan Qalafa, sekitar tiga mil sebelah tenggara pusat Kabul.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.
Namun, seperti biasa, NATO menuduh Taliban.
“Taliban telah kembali menunjukkan pengabaian terhadap orang-orang Afghanistan dan kehidupan mereka,” klaim Letnan Jenderal AS David Rodriguez, salah seorang komandan ISAF NATO, dalam sebuah pernyataan.
Serangan Udara Pakistan
Pada Kamis (7/1), dua senator AS mengunjungi Afghanistan dan mengatakan bahwa serangan pesawat tanpa awak milik Amerika di perbatasan Pakistan sangat penting dalam mengalahkan teroris di kawasan tersebut.
Namun serangan predator ini menjadi salah satu unsur kontroversial dalam strategi AS. Islamabad telah secara terang-terangan mengutuk aksi itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan dan kematian banyak warga sipil dalam serangan itu meningkatkan kemarahan terhadap AS.
Namun, senator John McCain dan Joseph Lieberman kepada para wartawan di Kabul mengatakan bahwa mereka mendukung strategi.
McCain mengatakan serangan predator AS telah menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh Al Qaidah dan organisasi-organisasi ‘ekstremis’ Islam lainnya. Ia pun mengatakan bahwa AS perlu terus mengencangkan kerja sama dengan Afghanistan dan Pakistan untuk mengurangi penderitaan warga sipil yang disebabkan oleh serangan mereka.
“Inilah perang, inilah perang dimana musuh yang brutal hanya bisa dikalahkan dengan satu-satunya cara, yakni dengan kekuatan,” kata Lieberman. “Dan dalam kasus tertentu predator AS adalah elemen penting dari usaha kami, agenda kami, dan strategi kami untuk menangani para teroris yang meneror orang-orang Afghanistan dan Pakistan adalah benteng pertahanan yang aman untuk menyerang.”
Sejak insiden 30 Desember, setidaknya ada lima serangan pesawat predator tanpa awak AS yang menyerang Waziristan Utara. Daerah ini diklaim oleh AS menjadi tempat persembunyian kelompok yang terlibat dalam serangan CIA.
Serangan predator terbaru, pada Rabu, menewaskan 13 orang. (althaf/cbs/arrahmah.com)