ANKARA (Arrahmah.id) – Dua penyerang meledakkan bom di depan gedung pemerintah Turki di Ankara pada Ahad (1/10/2023), menyebabkan keduanya tewas dan dua petugas polisi terluka, dan kelompok milisi Kurdi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pihak berwenang menyebutnya sebagai serangan teroris pertama di ibu kota dalam beberapa tahun terakhir.
Rekaman CCTV yang diperoleh Reuters menunjukkan sebuah kendaraan berhenti di gerbang utama Kementerian Dalam Negeri dan salah satu penumpangnya dengan cepat berjalan menuju gedung sebelum dilalap ledakan, sementara yang lainnya tetap berada di jalan.
Ledakan itu menewaskan salah satu penyerang dan pihak berwenang “menetralisir” atau membunuh pelaku lainnya, kata menteri dalam negeri mengenai insiden yang mengguncang distrik pusat yang merupakan lokasi gedung kementerian dan gedung parlemen di dekatnya.
Dalam pidatonya pada pembukaan sidang parlemen baru beberapa jam kemudian, Presiden Tayyip Erdogan menyebut serangan pagi hari itu sebagai “upaya terbaru” untuk meneror Turki.
“Mereka yang mengancam perdamaian dan keamanan warga negara belum mencapai tujuannya dan tidak akan pernah mencapai tujuannya,” katanya.
Situs web ANF News, yang dekat dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), mengatakan sebuah kelompok bernama ‘Batalyon Abadi’ telah melakukan serangan itu, mengutip pernyataan PKK.
Pernyataan tersebut menggambarkan pengeboman tersebut sebagai ‘serangan bunuh diri’ yang direncanakan bertepatan dengan pembukaan parlemen dan dilakukan oleh “tim kami yang terkait dengan Batalyon Abadi.”
PKK ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Mereka melancarkan pemberontakan di Turki tenggara pada 1984 dan lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik tersebut.
Pengeboman di Ataturk Boulevard adalah yang pertama terjadi di Ankara sejak 2016, ketika serentetan serangan mematikan melanda negara tersebut. Video setelahnya menunjukkan kendaraan kargo Renault diparkir di sana, jendela pecah dan pintu terbuka, di tengah puing-puing dan dikelilingi oleh tentara, ambulans, truk pemadam kebakaran, dan kendaraan lapis baja.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan kepada Reuters bahwa para penyerang telah membajak kendaraan tersebut dan membunuh pengemudinya di Kayseri, sebuah kota 260 km (161 mil) tenggara Ankara, sebelum melakukan serangan. Salah satu petugas yang terluka menderita luka pecahan peluru, tambahnya.
“Dua teroris datang dengan kendaraan komersial ringan di depan gerbang masuk Direktorat Jenderal Keamanan Kementerian Dalam Negeri kami dan melakukan serangan bom,” kata Ali Yerlikaya, menteri dalam negeri, di platform media sosial X.
Dia menambahkan kedua petugas tersebut mengalami luka ringan dalam insiden yang terjadi pada pukul 09.30 (06.30 GMT).
“Perjuangan kami akan terus berlanjut sampai teroris terakhir dinetralkan,” katanya, mengulangi kecaman dari pejabat Turki lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)