ISTANBUL (Arrahmah.com) – Sebuah serangan bom yang menargetkan polisi Turki di distrik Istanbul pusat pada Selasa (7/6/2016), menyebabkan beberapa orang terluka, televisi TRT yang dikelola negara melaporkan.
Bom yang dikendalikan dari jarak jauh itu meledak saat layanan antar-jemput yang membawa petugas polisi tengah melintas di kawasan Beyazit dari Istanbul, TRT melaporkan.
Ambulans dan pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Lima orang terluka menurut temuan awal, dilaporkan kantor berita Dogan.
Laporan-laporan tersebut mengatakan ledakan terjadi dekat stasiun metro Vezeciler, yang berdekatan dengan beberapa tempat wisata utama dari pusat sejarah termasuk Masjid Suleymaniye.
Sejumlah gambar menunjukkan bahwa jendela depan toko-toko terdekat hancur oleh kekuatan ledakan.
Sejak awal tahun ini, Turki telah dihantam sejumlah serangan yang telah mengguncang ketenangan warganya dan juga menyebabkan industri pariwisata menurun.
Dua ledakan terpisah di Ankara diklaim oleh Kurdistan Freedom Falcons (TAK) – sebuah kelompok sempalan radikal dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) terlarang – awal tahun ini menyebabkan puluhan orang tewas.
Bulan lalu, sedikitnya delapan orang termasuk tentara terluka oleh sebuah bom mobil yang diledakkan dari jarak jauh yang ditujukan kepada kendaraan militer di Istanbul yang diklaim oleh PKK.
Sementara itu, belasan wisatawan Jerman tewas pada 12 Januari dalam serangan bom di jantung wisata Istanbul, yang diduga dilakukan oleh ISIS.
Setidaknya tiga warga “Israel” dan Iran tewas dalam pengeboman 19 Maret di jalan perbelanjaan Istiklal utama Istanbul yang juga diduga dilakukan oleh ISIS.
Serangan juga terjadi saat Turki memerangi gerilyawan PKK, yang telah membunuh ratusan anggota pasukan keamanan di wilayah tenggara.
Pemerintah telah memperingatkan tidak akan berhenti berjuang sampai PKK dikalahkan dan gerilyawan pada gilirannya mengancam lebih banyak serangan.
Tapi serangan di jantung Turki ini telah memiliki dampak buruk pada industri pariwisata dan kekerasan lebih lanjut di Istanbul ini mungkin yang terburuk sebelum puncak musim panas.
Sekitar 1,75 juta orang asing berkunjung ke Turki pada bulan April, turun lebih dari 28 persen pada April 2015, kata kementerian pariwisata dalam rilis terbaru.
Penurunan ini adalah yang tertajam selama 17 tahun dan mengangkat kekhawatiran baru tentang kesehatan industri menuju musim panas.
Kedubes AS di Turki pada bulan April memperingatkan “ancaman kredibel” untuk kawasan wisata di Istanbul dan kota resor Antalya, khususnya untuk alun-alun publik dan dermaga.
Turki, anggota NATO dan koalisi yang dipimpin AS, tampaknya telah meningkatkan operasi terhadap ISIS di Suriah utara, di mana para militan mengontrol daerah dekat perbatasan, yang menurut beberapa analis telah membuatnya menjadi lebih rentan terhadap serangan.
(banan/arrahmah.com)