MEIKTILA (Arrahmah.com) – Setidaknya tiga polisi dan seorang tentara terluka parah akibat ledakan sebuah bom setelah demonstrasi pro-militer di Meiktila, Myanmar, pada Senin (25/10/2021).
Warga kota di Kawasan Mandalay mengatakan, pengamanan ketat jelang unjuk rasa yang kabarnya diikuti sekitar 200 orang itu.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa sebuah kendaraan polisi yang diparkir di depan Kantor Polisi Meiktila di seberang pasar pusat kota, meledak segera setelah unjuk rasa berakhir.
“Saya melihat tiga petugas polisi dan seorang tentara tergeletak di dekat mobil. Wajah mereka terluka. Saya tidak yakin apakah mereka hidup atau mati, tetapi mereka tidak bergerak,” katanya, seperti dikutip Myanmar Now (26/10).
“Kami harus melarikan diri dengan panik, seperti yang terjadi di depan kantor polisi dan mereka baru saja mulai menembak. Situasinya sangat kacau,” katanya.
Tidak jelas pada saat pelaporan apakah ada kematian atau cedera warga sipil. Panggilan ke polisi untuk informasi tentang serangan itu tidak dijawab.
Saksi lain yang berbicara kepada Myanmar Now mengatakan bahwa ledakan itu terjadi sekitar setengah jam setelah polisi yang memberikan keamanan untuk demo itu mulai berkumpul kembali di pos, tempat para pengunjuk rasa berkumpul beberapa jam sebelumnya.
“Pengamanan jauh lebih ketat pagi ini. Ada begitu banyak petugas dari Batalyon 35 Polisi dan begitu banyak tentara juga,” kata saksi, menambahkan bahwa pawai dimulai di Jembatan Meiktila sekitar pukul 9 pagi dan berakhir sekitar dua jam kemudian di bangsal Yan Gyi Aung kota.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.
Ada laporan bahwa keluarga personel militer yang ditempatkan di kota-kota garnisun seperti Meiktila diperintahkan untuk menghadiri rapat umum untuk mendukung rezim Junta Myanmar yang merebut kekuasaan pada Februari 2021. (hanoum/arrahmah.com)