ALEPPO (Arrahmah.com) – Helikopter rezim Nushairiyah Suriah telah menyerang sebuah sekolah dengan bom barel di utara kota Aleppo, membunuh sedikitnya tujuh warga sipil, termasuk anak-anak, ungkap sebuah kelompok monitoring, sebagaimana dilansir Al-Jazeera pada Ahad (3/5/2015).
Sementara itu, sumber-sumber lain melaporkan bahwa jumlah korban yang meninggal dunia lebih dari tujuh orang.
“Para siswa SD itu sedang bermain di halaman ketika bom barel dijatuhkan,” Rami Abdel Rahman, yang memimpin Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, mengatakan pada Ahad (3/5).
Dia mengatakan sekolah itu terletak di Saif al-Dawla, sebuah distrik di mana kontrol terbagi antara rezim dan pejuang perlawanan.
“Anak-anak itu akan menjalani ujian di sana hari ini karena mereka takut sekolah mereka sendiri akan dibombardir,” kata Abdel Rahman.
Direktur pusat dan warga sipil lainnya berada dalam kondisi kritis setelah serangan, tambahnya.
Aleppo Media Centre, sebuah kelompok aktivis di sana, mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan itu.
Seorang koresponden AFP menjelaskan bangunan itu berubah menjadi reruntuhan dan buldoser kecil bekerja untuk membersihkan puing-puing.
Dinding kelas telah benar-benar runtuh, memperlihatkan kursi dan meja yang hancur, dan orang-orang membawa buku apa pun yang mereka bisa selamatkan keluar dari gedung.
Bom barel adalah senjata mentah yang sangat berbahaya yang terbuat dari barel tua atau kontainer yang dikemas dengan bahan peledak dan biasanya dijatuhkan untuk diledakkan dari helikopter.
Senjata itu sering digunakan pada daerah yang diklaim oleh rezim diktator Assad sebagai daerah yang dikuasai “pemberontak” di seluruh negeri.
Bulan lalu, lebih dari 100 sekolah di kota itu harus tutup sementara setelah serangan udara rezim Nushairiyah membunuh lima anak dan tiga orang guru.
Pada Sabtu (2/5), PBB telah mengeluarkan seruan pada pemerintah Suriah untuk menghentikan penggunaan senjata peledak di wilayah pengungsi Palestina yang terkepung di Yarmouk dan daerah penduduk lainnya.
(banan/arrahmah.com)