YERUSALEM (Arrahmah.com) – Dua warga Palestina ditembak mati oleh pasukan pendudukan “Israel” di kamp pengungsi Qalandiya sebelum fajar pada Senin (16/11/2015), lansir Al Jazeera.
Para korban diidentifikasi sebagai Ahmad Abu Al-Eish (28) dan Laith Manasra (21). Korban ketiga dilaporkan dalam kondisi kritis.
Puluhan lainnya terluka, beberapa dalam kondisi serius, setelah ratusan tentara pendudukan “Israel” dan pasukan khusus menyerbu kamp yang terletak di utara Yerusalem sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Mereka menghancurkan tempat tinggal Muhammad Abu Shaheen, yang saat ini berada dalam penjara atas tuduhan serangan penembakan yang menewaskan pemukim ilegal “Israel”.
Baku tembak terjadi antara anggota Brigade Syuhada Al-Aqsa dan pasukan pendudukan selama setidaknya satu jam. Sumber “Israel” mengklaim tidak ada tentara mereka yang terluka.
Beberapa minggu lalu, upaya oleh pasukan Zionis untuk menghancurkan rumah Abu Shaheen dibatalkan ketika ratusan warga Qalandiya mencegahnya.
Kali ini, pasukan pendudukan secara paksa memerintah semua orang di dalam rumah yang terletak di lantai tiga dari sebuah apartemen untuk keluar, sebelum merusaknya.
Anggota keluarga Abu Shaheen yang mencari perlindungan di rumah seorang kerabat, menolak untuk berbicara kepada media.
Rumah tetangga Abu Shaheen juga rusak parah akibat bahan peledak yang digunakan “Israel” untuk meledakkan rumah Abu Shaheen.
“Saya sedang dalam perjalanan pulang dari bekerja di kota Yerusalem ketika saya tiba-tiba menyaksikan ratusan tentara dengan lusinan jip militer mengepung kamp,” ujar saksi mata yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Mereka mengarahkan senjata mereka ke arah saya dan memerintahkan saya untuk berhenti. Setelah saya menunjukkan kartu identitas kepada mereka, mereka membiarkan saya untuk pergi.”
Pesawat tak berawak AS terbang di atas Qalandiya selama berjam-jam, untuk memantau situasi saat ratusan pemuda membanjiri jalanan dan melemparkan batu ke arah tentara yang masuk ke dalam kamp dari tiga arah yang berbeda. Suara tembakan dan ledakan gas air mata terdengar dari kejauhan.
Reporter Al Jazeera yang meliput dari lokasi kejadian mengatakan lusinan ambulans mencoba memasuki kamp untuk mengevakuasi korban yang terluka, namun mereka dicegah oleh pasukan “Israel”. Setelah tentara menarik diri, ambulans baru bisa memasuki kamp dan membawa korban ke Kompleks Medis Palestina di Ramallah.
Setelah penyerbuan tersebut, jalan-jalan yang mengarah ke kamp, dibarikade oleh pemuda Palestina yang membakar ban-ban bekas.
Beberapa pemuda mengatur lalu lintas yang mengalami kemacetan panjang sementara yang lainnya memeriksa setiap mobil untuk kemungkinan adanya agen “Israel”.
Di rumah sakit utama di Ramallah, puluhan orang memenuhi ruang gawat darurat. Banyak dari korban mengalami luka tembak.
“Akan ada bentrokan besar setelah sholat sore ini. Kami akan melawan ‘Israel’ dan saya berharap Intifada ketiga segera datang,” ujar salah satu pemuda Palestina kepada Al Jazeera. (haninmazaya/arrahmah.com)