TAIZ (Arrahmah.id) – Sepuluh tentara Yaman tewas dalam serangan oleh pemberontak Houtsi semalam di dekat kota Taiz yang diblokade, kata pemerintah Yaman pada Senin (29/8/2022), menyebutnya sebagai “eskalasi berbahaya” setelah gencatan senjata selama berbulan-bulan.
Serangan itu, yang juga menyebabkan beberapa tentara terluka, ditujukan untuk memotong rute utama ke kota barat daya berpenduduk sekitar dua juta, kata pemerintah.
Milisi Syiah Houtsi yang didukung Iran telah memblokir jalan-jalan utama ke Taiz sejak 2015, tahun yang sama ketika koalisi Arab melakukan intervensi dalam konflik tersebut.
Pihak-pihak yang bertikai di Yaman telah menyepakati gencatan senjata sejak April, namun pertempuran skala kecil masih terus berlanjut.
Serangan Taiz adalah “tantangan terang-terangan untuk semua inisiatif dan upaya yang berusaha untuk mengakhiri perang dan mencapai perdamaian”, kata pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dalam sebuah pernyataan, lansir AFP.
Itu adalah “upaya untuk melemahkan upaya untuk memperluas dan memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan”, tambahnya.
Sumber-sumber militer mengatakan Houtsi, yang menguasai sebagian besar Yaman termasuk ibu kota Sana’a, berusaha memutuskan jalan yang menghubungkan Taiz dengan Lahj yang dikuasai pemerintah.
Houtsi menyusup ke situs militer dan bentrok dengan tentara pemerintah dalam pertempuran yang terjadi di berbagai front, kata mereka. Tidak ada rincian yang tersedia mengenai korban di kalangan Houtsi.
Juga pada Senin, 16 kelompok hak asasi manusia membuat seruan bersama bagi Houtsi untuk membuka jalan ke Taiz untuk meredakan masalah kemanusiaan yang berkembang di kota terbesar ketiga Yaman.
“Jalan pegunungan yang berbahaya dan tidak terawat adalah satu-satunya penghubung antara penduduk kota Taiz yang terkepung dan seluruh dunia,” kata Michael Page, wakil direktur Timur Tengah dan Afrika Utara di Human Rights Watch.
“Membuka jalan utama akan sangat membantu meringankan penderitaan populasi yang hampir terisolasi selama tujuh tahun.”
Mengadakan pembicaraan tentang pembukaan jalan adalah salah satu syarat dari gencatan senjata yang ditengahi PBB. Namun terlepas dari pertemuan di Yordania, tidak ada terobosan yang tercapai. (haninmazaya/arrahmah.id)