TIMBUKTU (Arrahmah.com) – Yayasan Media Al-Andalus, sayap media Al-Qaeda In Islamic Maghrib (AQIM), pada pekan kedua September 2013 M merilis video “Operasi Bom Syahid Perang Syaikh Abdul Hamid Abu Zaid”. Video berdurasi 51 menit tersebut merilis operasi bom syahid mujahidin AQIM terhadap pasukan rezim sekuler Mali boneka Barat. Syaikh Abdul Hamid Abu Zaid adalah nama salah seorang komandan kesatuan mujahidin AQIM yang telah gugur.
Video terbaru AQIM tersebut tidak semata mendokumentasikan operasi jihad mujahidin AQIM di wilayah Afrika Barat. Secara khusus video tersebut mendokumentasikan suasana keamanan, keadilan dan kemakmuran yang dialami kaum muslimin Mali selama masa pemerintahan mujahidin Anshar ad-Dien di Azawad dan Mali Utara.
Mujahidin Islam Anshar ad-Dien dan AQIM telah merebut wilayah Gao, Timbuktu, Kedal dan sebagian besar wilayah Azawad di Mali Utara dari tangan milisi sekuler MNIA yang menindas rakyat. Selama setahun masa pemerintahan mujahidin Anshar ad-Dien di Mali Utara, rakyat merasakan keamanan dan jaminan kehidupan yang lebih baik.
Keadaan itu berubah total menjadi kepanikan, ketakutan dan kesengsaraan setelah terjadinya invasi pasukan salibis Perancis, pasukan rezim sekuler Mali dan pasukan sekuler Afrika Barat di Mali Utara. Kepolisian IslamPara pedagang di pasar-pasar meninggalkan barang dagangan mereka untuk menunaikan shalat berjama’ah di masjid, tanpa ada seorang pun yang berani melakukan pencurian dan perampasan terhadap barang dagangan mereka.Pemerintahan mujahidin menegakkan keadilan di tengah masyarakat.
Gubernur dan kepolisian Islam di wilayah pemerintahan mujahidin di provinsi Islam Gao, Kedal, Timbuktu dan lainnya melakukan sidak ke pasar-pasar. Mujahidin menghapuskan pajak-pajak dan pungutan liar yang selama ini harus dibayar oleh para pedagang. Hanya kewajiban syariat yang diambil mujahidin dari para pedagang, yaitu zakat dan sejenisnya.Pemerintahan mujahidin menegakkan keamanan di tengah masyarakat.
Jaringan narkoba dan perdagangan narkoba yang marak di wilayah Sahara Barat benua Afrika diberantas oleh mujahidin. Salah seorang komandan lapangan mujahidin Anshar ad-Dien, Syaikh Abdul Haq al-Muhajir, menegaskan bahwa mujahidin memberantas para pencuri, perampok dan jaringan perdagangan narkoba.
Departemen HisbahDepartemen Hisbah atau Departemen Amar Ma’ruf aktif bergerak di tengah masyarakat untuk mengarahkan kaum muslimin melaksanakan perbuatan ma’ruf dan meninggalkan perbuatan mungkar. Pada hari Jum’at, misalnya, para petugas Hisbah berkeliling ke pasar-pasar dan tempat-tempat umum, memerintahkan kaum muslimin untuk menunaikan shalat Jum’at di masjid.
Departemen ini memberantas perbuatan-perbuatan maksiat dan kemungkaran yang dilakukan secara terang-terangan di tengah masyarakat Mali Utara.Pengadilan SyariatPengadilan Syariat menegakkan hukuman Islam terhadap para pelaku kejahatan. Seorang wartawan Perancis kelahiran Mauritania, Lamin Walad Muhammad Salim, mewancarai seorang pemuda yang meminum minuman keras dan diadili oleh pengadilan Syariat. Pemuda itu mengatakan ia tidak dipenjara, namun akan menjalani hukuman dera karena terbukti meminum minuman keras.
Pemuda itu menyatakan dirinya akan bertaubat dan itu adalah terakhir kalinya ia meminum minuman keras. Secara jujur pemuda itu mengakui perbuatannya secara ikhlas. Ia menyatakan kepolisian Islam dan pengadilan syariat memperlakukannya secara baik.Pembelaan terhadap kaum musliminTentara rezim sekuler Mali telah membantai 66 warga muslim di wilayah Jabali dan Sibari, kota Konna, Mali Utara, sebanyak 16 korban di antaranya adalah para juru dakwah Jama’ah Tabligh. Mujahidin Anshar ad-Dien segera mengerahkan kekuatannya untuk melindungi kaum muslimin di Kuna.
Melalui pertempuran sengit, mujahidin berhasil menghancurkan tank-tank dan menewaskan banyak pasukan rezim sekuler Mali. Mujahidin berhasil memasuki kota Kuna dan memberikan perlindungan kepada kaum muslimin dari kebiadaban pasukan rezim sekuler Mali. Invasi salibis Perancis dan boneka-boneka sekulernyaPemerintahan Islam mujahidin Anshar ad-Dien dan AQIM di wilayah Mali Utara telah memperlihatkan kepada masyarakat dunia keindahan dan keberkahan penerapan syariat Islam.
Penjajah salibis Perancis dan Barat tidak menyukai hal itu, dan menganggapnya sebagai ancaman terbesar bagi sistem bobrok demokrasi sekuler mereka.Maka pasukan Perancis, pasukan rezim boneka Mali dan pasukan rezim-rezim boneka Afrika lainnya bersekongkol untuk menjatuhkan pemerintahan syariat Islam di Mali Utara. Pasukan salibis Perancis dan rezim-rezim boneka sekuler itu melakukan invasi salibis ke Mali Utara.
Umat dan ulama Islam memang lemah, namun mereka tidak bodoh. Lebih dari 36 ulama Mauritania memfatwakan serangan pasukan Perancis dan boneka-boneka sekulernya itu sebagai perang salib baru dan lanjutan dari serial penjajahan Barat di benua Afrika. Mereka memfatwakan kaum muslimin di manapun berada wajib membantu kaum muslimin Mali Utara. Mereka juga mengingatkan rezim sekuler Mauritania untuk tidak turut serta dalam invasi salibis Perancis di Mali Utara.
Fatwa-fatwa serupa dikeluarkan oleh para ulama yang lantang menyuarakan kebenaran di berbagai negara. Dengan peralatan dan personil yang jauh lebih lemah, mujahidin Anshar ad-Dien dan AQIM melawan invasi salibis baru tersebut dengan perang gerilya di kawasan Sahara Barat benua Afrika. (muhibalmajdi/arrahmah.com)