RIYADH (Arrahmah.com) – Ulama Saudi Syaikh Ahmad Al-Amari telah meninggal satu pekan setelah pemerintah Saudi membatalkan semua tuduhan terhadapnya dan membebaskannya dari penjara, lansir kantor berita MEMO (21/1/2019).
Pemerintah Saudi menangkap Syaikh Al-Amari dengan salah satu putranya dari rumah mereka selama kampanye yang dipimpin oleh Pangeran Mahkota Mohammed Bin Salman terhadap ulama, penulis, dan aktivis hak asasi manusia.
Pekan lalu, pihak berwenang memberi tahu keluarga Syaikh Al-Amari bahwa “dia dibebaskan dan bahwa semua dakwaan terhadapnya telah dibatalkan dan mereka dapat melihatnya”. Namun, keluarga itu menemukan bahwa pembebasan itu terjadi setelah semua dokter mengkonfirmasi bahwa dia “mati otak”.
Berita melaporkan mengklaim bahwa ulama tersebut dinyatakan mati otak setelah pejabat Saudi menyuntikkan zat beracun ke tubuhnya saat menyiksanya di penjara.
Kelompok HAM Tahanan Hati Nurani mengatakan mereka mencurigai Syaikh Al-Amari menderita pendarahan otak setelah penyuntikan.
(fath/arrahmah.com)