KABUL (Arrahmah.com) – Musuh bebuyutan perang dingin, AS dan Rusia, kini bekerjasama dalam upaya saling mengejar kepentingan mereka sendiri dalam perang di Afghanistan.
Laporan yang dipublikasikan oleh harian Telegraph Inggris datang setelah pasukan Rusia dan AS menyerang pabrik heroin dan opium di provinsi Nangarhan yang berdekatan dengan perbatasan Pakistan.
Mereka dilaporkan menghancurkan obat-obatan senilan 250 juta USD. Kepala nati-narkotika Rusia mengatakan unitnya bekerjasama dengan AS untuk mengatur serangan, dan Presiden boneka Afghanistan Hamid Karzai mengkritik serangan ini karena ia tidak diikutsertakan dalam operasi ini. Rusia dan AS melancarkan serangan di Afghanistan tanpa memberikan informasi resmi kepada Hamid Karzai.
Dalam serangan ini, Rusia mencoba memperlihatkan bahwa benar adanya peningkatan pasokan obat-obatan ke Rusia yang berasal dari Asia Tengah.
Tidak jelas kapan dan berapa banyak tentara Rusia telah dikerahkan. Namun para pengamat mengatakan kemungkinan jumlahnya ratusan.
Pernyataan dari Karzai yang dikeluarkan pada Sabtu (30/10/10) bahwa tidak ada organisasi atau institusi yang memiliki hak untuk melakukan operasi militer di wilayah Afghanistan tanpa izin pemerintah.
“Afghanistan mengutuk tindakan ini dan mengumumkan bahwa operasi sepihak tersebut jelas pelanggaran terhadap kedaulatan Afghanistan serta hukum internasional,” uajr statemennya. Sepertinya Karzai lupa bahwa selama ini AS telah menginjak-injak kedaulatan Afghanistan dengan melakukan berbagai operasi militer rahasia yang menewaskan ribuan sipil Afghan.
Keterlibatan militer Rusia di Afghanistan memiliki sejarah panjang. Ui Soviet pernah menyerbu negeri ini pada tahun 1979 dan di tahun 1989 mereka ditendang keluar oleh pasukan Mujahidin dan kembali ke negaranya dengan kerugian besar.
Sejauh ini Moskow mengatakan tidak akan mengirimkan tentara ke Afghanistan, ia hanya membantu AS sebatas menyediakan wilayah untuk transit tentara AS. Tapi serangan beberapa hari lalu membuktikan bahwa Rusia masih berminat untuk bergabung dalam perang Afghanistan.
Afghanistan menyumbang lebih dari 90 persen produksi opium ilegal dunia dan heroin. Beberapa laporan mengatakan bahwa tentara AS dan Inggris melindungi produksi opium di Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.com)