LATTAKIA (Arrahmah.com) – Operasi gabungan “Perang Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha” telah dimulai di pesisir propinsi Lattakia, Suriah Barat sejak beberapa hari terakhir bulan Ramadhan 1434 H dan sampai hari ini perang masih berlangsung dengan sengit. Mujahidin Islam dan mujahidin FSA sukses merebut beberapa desa Nushairiyah dan menara militer rezim.
Rezim Nushairiyah Suriah dan milisi-milisi Syiah bayarannya benar-benar mendapatkan pukulan telak di jantung pertahanan mereka. Propinsi Lattakia yang mayoritas penduduknya beragama Nushairiyah dan menjadi basis utama rezim Nushairiyah kini mulai merasakan panasnya api revolusi.
Selain Jabhah Nushrah, Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah, Liwa’ al-Fathh dan kelompok-kelompok jihad setempat; ternyata peperangan besar di propinsi Lattakia juga diikuti oleh mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam. Melalui pernyataan resmi yang dirilis oleh Departemen Informasi dan dipublish ulang oleh sejumlah situs jihad internasional, Daulah Islam Irak dan Syam mengungkapkan peran serta mereka dalam perang pembebasan pesisir Barat Suriah tersebut. Berikut terjemahannya.
Daulah Islam Irak dan Syam
Ahad, 4 Syawwal 1434 H / 11 Agustus 2013 M
Penjelasan tentang operasi “pembersihan pesisir” di propinsi Lattakia
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Allah Ta’ala berfirman:
“…dan mereka [orang-orang kafir] pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka menghancurkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.
Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr [59]: 2-4)
Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba’du.
Bersamaan dengan dimulainya fase baru operasi “memanen tentara” oleh mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam dan dalam rangkaian operasi “sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” yang telah dilaksanakan oleh mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam di berbagai propinsi; mujahidin memulai operasi dalam skala luas di propinsi Lattakia untuk membebaskan pesisir Syam, segala puji bagi Allah semata.
Berkoordinasi dengan kesatuan-kesatuan jihad setempat, mujahidin mulai melaksanakan rencana untuk membebaskan dan membersihkan kawasan tersebut dari najis pasukan Nushairiyah musyrik dan kejahatan mereka yang telah begitu lama menindas kaum muslimin ahlus sunnah.
Setelah mujahidin menyiapkan sarana-sarana yang memungkinkan, Allah memberikan taufik kepada mujahidin untuk memulai pertempuran bersamaan masuknya sepuluh hari yang terakhir dari bulan suci Ramadhan. Mujahidin berhasil memukul mundur pasukan Nushairiyah Suriah dan milisi-milisi Syiah bayarannya dari garis depan. Pasukan Nushairiyah mengalami ketakutan setelah melihat wajah-wajah “lapar” para singa Ahlus sunnah yang menerkam “mangsa-mangsanya”, melepaskan dahaganya dan menyembuhkan kemarahan di dadanya dengan menumpahkan darah pasukan Nushairiyah yang durjana dan najis.
Setelah pasukan Nushairiyah cerai-berai dalam pertempuran awal, Allah memudahkan kepada mujahidin untuk mencapai dan membebaskan menara militer strategis Baroudah di puncak gunung yang menjadi markas pasukan Nushairiyah. Menara militer Baroudah berada di puncak gunung yang menaungi banyak desa dan kawasan pemukiman penduduk yang sangat luas. Penduduk ahlus sunnah mengalami penderitaan yang sangat berat karena menara militer Baroudah menjadikan desa-desa, pemukiman-pemukiman dan jalan-jalan penduduk ahlus sunnah sebagai target sniper dan bombardir massif mereka. Hal itu menyebabkan terputusnya satu desa dengan desa lainnya, dan transportasi antar desa nyaris lumpuh total.
Artileri berat dan pesawat tempur Nushairiyah membombardir massif kawasan tersebut, namun kekalahan pasukan Nushairiyah berlangsung dengan cepat, di mana mujahidin berhasil menguasai 12 desa Nushairiyah dan mujahidin masih terus bergerak untuk menguasai 3 desa berikutnya sehingga mujahidin bisa mencapai pinggiran gunung strategis Nabi Yunus, yang menaungi desa-desa Nushairiyah dari arah pantai Mediterania.
Kesatuan-kesatuan mujahidin telah berjarak hanya selemparan batu saja dari kota Qaradahah, kampong halaman thaghut Syam Bashar Assad. Beberapa roket pertama yang ditembakkan oleh mujahidin ke dalam kota Qaradahah telah berhasil menghantam wilayah utama Bashar Assad dan para tangan kanannya. Dengan demikian rezim Nushairiyah bisa mengetahui bahwa para singa Ahlus sunnah lebih dekat kepada mereka melebihi perkiraan mereka dan bahwasanya para singa Ahlus Sunnah tidak ragu-ragu untuk menyerbu maju ke dalam desa-desa Nushairiyah agar mereka ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh Ahlus sunnah di Syam selama beberapa dekade.
Negeri Syam adalah negeri Syam ahlus sunnah. Maka kecelakaan atas Nushairiyah dan orang-orang yang membelanya.
Segala puji bagi Allah Ta’ala atas taufiq dan ketepatan dari-Nya. Kita memohon kepada Allah semoga menerima amal ikhwan-ikhwan mujahidin yang terlibat dalam operasi serangan ini dan membalasnya dengan kebaikan sebagaimana yang dijanjikan kepada hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Melaksanakan dan Maha Kuasa atas hal itu.
Allahu akbar
Kemuliaan hanyalah milik Allah, rasul-Nya dan kaum beriman akan tetapi kaum munafik tidak memahaminya
Departemen Informasi
Daulah Islam Irak dan Syam
(muhibalmajdi/arrahmah.com)