MUMBAI (Arrahmah.com) – Aktivis dan analisis politik di India mengkritik polisi Mumbai karena meluncurkan penyelidikan terhadap seorang wanita yang memegang poster bertuliskan “Free Kashmir” ketika mengikuti aksi protes terhadap kekerasan massa di dalam Universitas Jawaharlal Nehru (JNU) di New Delhi.
Wanita tersebut dikabarkan telah meminta maaf karena membawa poster itu saat mengikuti aksi duduk selama 24 jam di Gateway India yang terletak di pusat kota Mumbai di mana protes serupa juga dilakukan di banyak kota lain di India.
Para pemrotes meneriakkan slogan-slogan, melantunkan puisi, menyanyikan lagu-lagu, dan membawa poster tetapi seorang pemimpin senior dari Partai Bharatiya Janata (BJP) Perdana Menteri Narendra Modi mengajukan keberatan terhadap poster bertuliskan “Free Kashmir” tersebut.
Pemerintah nasionalis Hindu Modi menanggalkan status khusus Kashmir yang dikelola India dan memberlakukan penguncian di wilayah itu pada 5 Agustus. Sejak itu, sebagian besar wilayah yang dihuni mayoritas Muslim tersebut tidak memiliki akses internet dan ribuan orang, termasuk politisi pro-India, telah dijebloskan ke penjara.
Juru bicara kepolisian Mumbai, Wakil Komisaris Polisi Pranay Ashok, mengatakan pengaduan telah diajukan berdasarkan pasal 153 (B) KUHP India terhadap wanita tersebut karena memajang poster itu.
Jika terbukti bersalah, ia menghadapi hukuman penjara tiga tahun atau denda atau keduanya.
“Kami akan memeriksa apakah insiden itu benar, dan apa motifnya di balik itu,” kata Ashok kepada Al Jazeera. (rafa/arrahmah.com)