XINJIANG (Arrahmah.com) – Lebih dari 5.000 Muslim di ibukota wilayah barat Cina, Xinjiang, turun ke jalan untuk berkabung melepas kematian seorang tokoh agama terkemuka di tengah-tengah kehadiran sejumlah besar kepolisian, ujar seorang pengurus masjid.
Syaikh Mahemuti, imam Masjid Hantenggeli yang juga dikenal sebagai masjid Agung Gerbang Selatan, meninggal dunia pada Kamis (16/12/2010) yang menyebabkan kesedihan mendalam bagi pengikut Muslim di ibukota Urumqi.
“Sekitar 5.000 Muslim pelayat datang ke Masjid pada hari Kamis untuk melepas kepergiannya,” ujar pengurus tersebut, yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Gelimu, ujarnya dalam percakapan telepon kemarin, yang dilansir oleh AFP.
Syaikh Mahemuti meninggal dunia karena penyakit jantung.
Masjid terletak di pusat kerusuhan etnis antara minoritas Xinjiang (Muslim) dengan mayoritas dari etnis Han pada Juli 2009 yang mengakibatkan seditnya 200 orang tewas dan 1.700 terluka.
Otoritas kafir Cina menyalahkan pihak “separatis” atas kejadian tersebut, namun tidak memberikan bukti dari setiap kampanyenya. Lebih dari 25 orang dieksekusi atau menerima hukuman mati dengan tuduhan keterlibatan mereka dalam kerusuhan.
Gelimu mengatakan bahwa pawai hari Kamis lalu atas berkabungnya Syaikh Mahmudi berlangsung damai dan terlihat kehadiran polisi dalam jumlah besar terutama ditujukan untuk mengatur lalu lintas pada saat jenazah mullah itu dibawa pergi untuk dimakamkan.
Menurut Pusat Informasi HAM dan demokrasi yang berbasis di Hong Kong, lebih dari 1.000 polisi bersenjata menerapkan darurat militer di pusat Urumqi di sekitar masjid setelah kematian mullah tersebut.
Syaikh Mahemuti (74) adalah seorang pemimpin Muslim terkemuka selama lebih dari 30 tahun dan terkenal di seluruh Xinjiang. (haninmazaya/arrahmah.com)