RIYADH (Arrahmah.com) – Aktivis Uighur mengkhawatirkan seorang ulama Uighur yang berada di Arab Saudi dengan visa selama setahun akan dideportasi ke Cina oleh kerajaan Arab tersebut.
Aimadoula Waili, yang juga dikenal Hemdullah Abduweli, terpaksa melarikan diri dari Xinjiang setelah otoritas Tiongkok memenjarakannya dua kali karena keyakinan agamanya.
“Masalah saya dimulai ketika saya memberikan ceramah kepada saudara-saudara di sini, di Arab Saudi. Saya kira, Cina mendengar ceramah saya dan itu yang membuat mereka sekarang marah,” kata Aimadoula Waili seperti dilansir Middle East Eye pada Selasa (3/11/2020).
Waili mengatakan dia mengkhawatirkan nyawanya setelah konsulat Cina di Arab Saudi diduga meminta deportasinya.
Waili pergi ke Arab Saudi pada Februari 2020 untuk menunaikan umrah dari Turki di mana ia memiliki surat izin tinggal yang memberinya izin tinggal tanpa batas waktu.
Ketika dia sampai di Mekah, warga Ughur di Arab Saudi setempat meminta Waili untuk membimbing dan memberikan ceramah dalam untuk mereka yang sedang beribadah atau tinggal di Arab Saudi.
“Setelah itu saya mendengar dari salah satu saudara Uighur saya yang tinggal di Arab Saudi bahwa polisi mencari saya karena konsulat Cina meminta mereka untuk mendeportasi saya.”
Waili mengatakan bahwa dia belum diberi peringatan resmi dari pemerintah Saudi tetapi mengatakan bahwa orang Uighur yang menampungnya telah memperingatkan dia bahwa polisi sedang mencarinya.
“Jika Arab Saudi mengirim Habibullah Abduwaili ke Cina, itu akan membahayakan hidupnya dan menurunkan moral orang Uighur secara global dan di Arab Saudi,” ujar Abduweli Ayup, aktivis Uighur
Peringatan tersebut memaksa Waili untuk tidak keluar rumah pada siang hari dan bergerak secara teratur untuk menghindari pihak berwenang setempat menangkapnya.
Kedutaan Besar Arab Saudi Inggris dihubungi untuk dimintai komentar tetapi tidak menanggapi pada saat penulisan.
“Saya khawatir akan nyawa saya dan belum sempat ke bandara untuk mengungsi dari Arab Saudi karena saya terus berpindah-pindah untuk menyelamatkan hidup saya,” kata Waili, “Saya takut jika saya pergi ke bandara, polisi akan menghentikan saya dan mengirim saya ke Cina.”
Pada bulan Oktober, BBC News melaporkan bahwa Arab Saudi dan negara mayoritas Muslim lainnya, termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab, telah bekerja sama dengan Beijing untuk mendeportasi orang Uighur kembali ke Cina.
Tahun lalu, dokumen Cina yang bocor ke New York Times menunjukkan bagaimana Cina mengelola kamp pendidikan ulang dan pengawasan massal terhadap populasi Uighur di provinsi Xingjiang.
Kutipan dari dokumen tersebut menunjukkan bagaimana Cina mengidentifikasi hampir 6.000 orang Uighur yang berada di luar negeri atau memiliki dokumen bepergian akan dipantau oleh negara Cina.
Aktivis Uighur Abduweli Ayup khawatir akan keselamatan Waili karena dia adalah murid dari seorang ulama Uighur terkemuka yang telah ditahan di Cina.
“Hemdullah Abduweli adalah seorang ulama Uyghur, dan karena ajaran agamanya, dia ditangkap dua kali, satu kali pada tahun 2014 dan satu kali pada tahun 2013,” kata Ayup kepada MEE.
“Ulama seperti Abduweli selalu dikirim ke penjara atau kadang-kadang bahkan dihukum mati. Jika Arab Saudi mengirim Hemdullah Abduweli, itu akan membahayakan hidupnya dan menurunkan moral bagi orang Uighur secara global dan di Arab Saudi.”. (Hanoum/Arrahmah.com)