POSO (Arrahmah.com) – Seorang anggota Satgas 1 Intelijen Tinombala Sersan Dua Muhammad Ilman tewas setelah ditembak anggota Brimob yang hendak melakukan penyergapan terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Desa Towu, Poso, Sulawesi Tengah, pada Rbu (27/7/2016) pukul 12.30 WITA.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Boy Rafli Amar menerangkan Ilman menjadi korban salah sasaran. Anggota Brimob mengira Ilman bersama enam personel Tim Satgas Tinombala lainnya adalah anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
“Terjadi insiden salah lirik sasaran,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, lansir cnnindonesia.com pada Rabu (27/7).
Menurut dia, personel lainnya tidak terluka. Saat ini Ilman telah dievakuasi ke Rumah Sakit Poso untuk divisum.
Kepala Polda Sulteng bersama Komandan Komando Resort Militer Sulawesi Tengah masih terus berkoordinasi untuk mendalami insiden ini.
Dia pun menegaskan bahwa situasi di Poso pasca-insiden tersebut telah terkendali. “Anggota Brimob dan Satgas Tinombala juga sedang diperiksa,” kata Boy.
Mengutip liputan6, berdasarkan informasi, penembakan itu berawal saat satuan anggota Satgas 1 Intelijen Tinombala tengah menelusuri soal informasi adanya lokasi penimbunan senjata di Desa Towu di Poso. Dan anggota satuan Brimob yang juga tergabung di dalam satgas Tinombala memantau pergerakan anggota Satgas 1 Intelijen itu.
Namun, anggota Brimob itu tidak mengetahui jika yang dilihatnya dan dipantaunya merupakan anggota Satgas 1 Intelijen yang tengah mendalami informasi soal penimbunan senjata.
Boy menambahkan, saat itu anggota Brimob yang mencoba mengonfirmasi lewat bahasa sandi tidak mendapat jawaban dari tim Satgas Tinombala tersebut di bawah pimpinan Kapten Infanteri Khalef yang beranggotakan tujuh orang. Boy juga memastikan bahwa korban hanya satu.
“Enggak ada lagi (korban). Yang korban itu dari satgas intel dan yang mengepung dari Satgas Tinombala gabungan Polri dan TNI. Ya sudah dipanggil (Satgas Tinombala) dengan bahasa sandi, tapi (Satgas 1 Intelijen) tidak menjawab,” Boy mengungkapkan.
Dua jenderal bertanggung jawab
Dua jenderal dalam Operasi Tinombala 2016 menyatakan akan bertanggung jawab atas tewasnya anggota TNI Den Intel Korem 132 Tadulako tersebut. Kedua jenderal itu adalah Brigjen Rudi Sufahriadi selaku penanggung jawab dan Brigjen TNI Ilyas Alamsyah Harahap selaku wakil penanggung jawab Operasi Tinombala 2016. Mereka juga telah meminta Mabes Polri dan TNI menerjunkan tim investigasi untuk mengungkap peristiwa yang digambarkan akibat kesalahan prosedur di lapangan.
Brigjen Rudi Sufahriadi mengatakan, lansir okezone, dia dan Brigjen llyas Alamsyah Harahap telah meminta kepada Mabes Polri dan Mabes TNI menurunkan tim investigasi untuk mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Sehingga, seorang anggota TNI meninggal karena luka tembak pada bagian kepala.
(azm/arrahmah.com)