BERLIN (Arrahmah.com) – Seorang pemuda pengungsi Suriah yang tinggal di Jerman menemukan uang sebesar 150,000 Euro atau setara Rp 2,18 miliar dalam lemari tua yang disumbangkan oleh sebuah badan amal awal pekan ini. Ia kemudian menyerahkan uang tunai itu kepada polisi, media Jerman melaporkan, sebagaimana dilansir Middle East Eye, Rabu (29/6/2016).
Pria berusia 25 tahun, yang telah diidentifikasi bernama Muhannad M, mengatakan kepada wartawan bahwa agamanya melarang dia mengambil uang tersebut.
“Bagi polisi dan kota ini, dia adalah pahlawan,” juru bicara polisi Ralf Steinmeyer, (55), mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (28/6).
Muhannad, yang keluarganya masih tinggal di Suriah, berasal dari al-Houla, dekat Homs.
Al-Houla merupakan salah satu lokasi pembantaian paling berdarah dalam perang Suriah pada tahun 2012, ketika tentara dan milisi pro-pemerintah membunuh 108 orang, termasuk 34 perempuan dan 49 anak-anak, menurut angka PBB. Kebanyakan korban dieksekusi.
Muhannad dilaporkan mencapai Jerman pada Oktober lalu sebelum memperoleh status pengungsi dan dipindahkan ke kota Minden.
Muhannad baru saja pindah ke sebuah flat yang dibayar oleh sebuah pusat pekerjaan dan mulai melengkapi apartemennya dengan sumbangan-sumbangan dari badan amal.
Saat merakit dan membersihkan lemari hasil sumbangan tersebut, ia menemukan celah rahasia yang terdiri dari dua papan. Di dalamnya ia menemukan uang itu.
Uang-uang itu semuanya berupa € 500 baru. Saya pikir itu uang palsu,” ungkapnya kepada surat kabar Bild Jerman. Ia menjelaskan bahwa uang tunai sebesar 50.000 euro atau Rp.729,4 juta dalam kas ia temukan di dalam celah bagian bawah lemari.
Dia juga menemukan lima buku tabungan senilai 100.000 euro (1,45 miliar), sehingga total menjadi 150.000 euro.
Setelah mencari tahu melalui internet, dan mempelajari membedakan uang palsu dari yang asli, ia menyadari bahwa uang itu asli.
“Saya seorang muslim. Saya tidak diizinkan untuk menyimpan uang ini. agama saya melarang itu,” katanya kepada Radio Radio Westphalia.
Dia kemudian memberitahu hal tersebut kepada pihak berwenang migrasi lokal.
Pihak migrasi kemudian melaporkan kepada pihak kepolisian.
“Allah tidak akan mengizinkan saya untuk membiayai kepentingan saya sendiri dengan menggunakan harta orang lain,” tambahnya.
Polisi telah mengidentifikasi pemilik uang itu, menurut harian Jerman Die Welt, dan masih mencoba untuk melakukan kontak.
Orang-orang sering melaporkan sejumlah kecil uang ditemukan kepada polisi,” kata Steinmeyer. “Tapi jumlah yang sangat besar seperti ini benar-benar luar biasa.”
“Pemuda ini telah melakukan perbuatan teladan dan pantas mendapatkan penghargaan yang besar,” tambahnya.
Muhannad saat ini terdaftar dalam kursus bahasa Jerman dan bermaksud melanjutkan studinya untuk mencapai gelar master di Jerman. Dia telah menyelesaikan studinya di universitas di Suriah jurusan teknologi komunikasi.
BERLIN (Arrahmah.com) – Seorang pemuda pengungsi Suriah yang tinggal di Jerman menemukan uang sebesar 150,000 Euro atau setara Rp 2,18 miliar dalam lemari tua yang disumbangkan oleh sebuah badan amal awal pekan ini. Ia kemudian menyerahkan uang tunai itu kepada polisi, media Jerman melaporkan, sebagaimana dilansir Middle East Eye, Rabu (29/6/2016).
Pria berusia 25 tahun, yang telah diidentifikasi bernama Muhannad M, mengatakan kepada wartawan bahwa agamanya melarang dia mengambil uang tersebut.
“Bagi polisi dan kota ini, dia adalah pahlawan,” juru bicara polisi Ralf Steinmeyer, (55), mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (28/6).
Muhannad, yang keluarganya masih tinggal di Suriah, berasal dari al-Houla, dekat Homs.
Al-Houla merupakan salah satu lokasi pembantaian paling berdarah dalam perang Suriah pada tahun 2012, ketika tentara dan milisi pro-pemerintah membunuh 108 orang, termasuk 34 perempuan dan 49 anak-anak, menurut angka PBB. Kebanyakan korban dieksekusi.
Muhannad dilaporkan mencapai Jerman pada Oktober lalu sebelum memperoleh status pengungsi dan dipindahkan ke kota Minden.
Muhannad baru saja pindah ke sebuah flat yang dibayar oleh sebuah pusat pekerjaan dan mulai melengkapi apartemennya dengan sumbangan-sumbangan dari badan amal.
Saat merakit dan membersihkan lemari hasil sumbangan tersebut, ia menemukan celah rahasia yang terdiri dari dua papan. Di dalamnya ia menemukan uang itu.
Uang-uang itu semuanya berupa € 500 baru. Saya pikir itu uang palsu,” ungkapnya kepada surat kabar Bild Jerman. Ia menjelaskan bahwa uang tunai sebesar 50.000 euro atau Rp.729,4 juta dalam kas ia temukan di dalam celah bagian bawah lemari.
Dia juga menemukan lima buku tabungan senilai 100.000 euro (1,45 miliar), sehingga total menjadi 150.000 euro.
Setelah mencari tahu melalui internet, dan mempelajari membedakan uang palsu dari yang asli, ia menyadari bahwa uang itu asli.
“Saya seorang muslim. Saya tidak diizinkan untuk menyimpan uang ini. agama saya melarang itu,” katanya kepada Radio Radio Westphalia.
Dia kemudian memberitahu hal tersebut kepada pihak berwenang migrasi lokal.
Pihak migrasi kemudian melaporkan kepada pihak kepolisian.
“Allah tidak akan mengizinkan saya untuk membiayai kepentingan saya sendiri dengan menggunakan harta orang lain,” tambahnya.
Polisi telah mengidentifikasi pemilik uang itu, menurut harian Jerman Die Welt, dan masih mencoba untuk melakukan kontak.
Orang-orang sering melaporkan sejumlah kecil uang ditemukan kepada polisi,” kata Steinmeyer. “Tapi jumlah yang sangat besar seperti ini benar-benar luar biasa.”
“Pemuda ini telah melakukan perbuatan teladan dan pantas mendapatkan penghargaan yang besar,” tambahnya.
Muhannad saat ini terdaftar dalam kursus bahasa Jerman dan bermaksud melanjutkan studinya untuk mencapai gelar master di Jerman. Dia telah menyelesaikan studinya di universitas di Suriah jurusan teknologi komunikasi.