RAMALLAH (Arrahmah.com) – Seorang tentara Zionis yang mengendarai jip militer melajukan jip nya dengan kecepatan tinggi dan membunuh seorang pemuda Palestina di sebuah desa di Tepi Barat pada Ahad (14/6/2015), memicu konfrontasi antara pemuda Palestina dengan pasukan “Israel”.
“Tentara ‘Israel’ melakukan pembunuhan berdarah dingin terhadap Abdullah Ghanayem dan mencoba untuk membenarkan tindakan keji ini,” ujar Laila Ghannam, Gubernur Ramallah dan Al-Bireh, kepada Anadolu.
“Tentara menembak pemuda Palestina ini dan kemudian menabraknya, tidak seperti laporan yang diklaim oleh tentara,” ungkapnya.
Ghannam menjelaskan bagaimana warga Palestina yang berusia 22 tahun tersebut dibunuh oleh tentara “Israel” di desa Kufr Malek dekat Ramallah.
Dia menyatakan bahwa hasil otopsi membuktikan bahwa Ghanayem terlebih dahulu ditembak dan kemudian jip militer melaju ke arahnya sebelum jip terbalik dan menimpanya hingga mengakibatkan kematian.
Jip tersebut tetap berada di atas tubuh Ghanayem selama hampir tiga jam.
Laila Ghannam meminta media untuk menyelidiki fakta-fakta di lapangan dan tidak begitu saja mengutip pernyataan yang dikeluarkan oleh militer Zionis.
“Pendudukan ini menargetkan warga Palestina setia harinya,” ujarnya. “Mereka memalsukan fakta untuk membenarkan kejahatan mereka terhadap kemanusiaan,” lanjutnya seperti dilansir IMEMC.
Menurut seorang saksi mata, korban tengah menuju tempat kerjanya ketika ia tiba-tiba berlari dan kemudian ditabrak oleh jip militer “Israel” yang akhirnya terbalik dan menimpa badannya, ujar laporan Reuters.
“Dia dinyatakan telah tewas saat tiba di rumah sakit karena menderita luka serius dan pendarahan,” ujar Ahmed Al-Beitawi, kepala Pusat Medis Ramallah.
Di sisi lain, “Israel” mengklaim pemuda tersebut mencoba untuk melemparkan bom molotov ke kendaraan militer “Israel”.
“Selama pengejaran, kendaraan militer menabraknya hingga terbalik dan menyebabkan kematiannya,” klaim pernyataan militer Zionis.
Saat peristiwa berlangsung, tentara Zionis diduga menyerbu desa untuk menangkap beberapa orang warga Palestina. (haninmazaya/arrahmah.com)