TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Pengamat Human Rights Watch (HRW) terluka oleh peluru karet dari pasukan keamanan “Israel” di sebuah demonstrasi yang berlangsung baru-baru ini di Tepi Barat, Ahad (11/10/2015).
Wanita itu sedang berada di luar Ramallah ketika dua peluru baja berlapis karet menghantam jaket anti-pelurunya, kelompok yang berbasis di AS mengatakan, tanpa mengungkapkan identitasnya.
Satu peluru menghantam punggungnya dan satu peluru yang lain meleset dari tubuh bagian atasnya dan melukai rahangnya. Jaket anti-peluru nya tertulis “press” dan dia juga sedang memotret aksi demonstrasi yang sedang berlangsung, katanya.
“Sebuah peluru ketiga, tampaknya peluru tajam, menyerempet tangannya atau meledak di dekatnya, mengirimkan pecahan peluru ke tangannya,” kata HRW dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al-Arabiya.
“Pasukan ‘Israel’ menembak tanpa peringatan, dan dia mengamati tidak ada penggunaan atau ancaman kekerasan dari para pengunjuk rasa pada waktu itu.”
Menurut kelompok hak asasi, warga Palestina melemparkan batu dan menembakkan peluru tajam kepada tentara “Israel” sekitar 90 menit sebelumnya, tetapi demonstrasi tersebut berlangsung damai ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan.
Sedikitnya tujuh pengunjuk rasa juga terluka, katanya.
Aktivis hak asasi, yang juga bekerja sebagai wartawan lepas, dirawat di rumah sakit.
Militer “Israel” tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kerusuhan telah menyebar di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki “Israel” sejak awal bulan. Pemuda Palestina melemparkan batu dan bom kepada pasukan keamanan “Israel”, yang kemudian merespon dengan peluru karet, gas air mata, granat, dan tembakan.
Serangan penusukan yang dilakukan warga Palestina terhadap orang-orang Yahudi telah menyebarkan ketakutan di kalangan warga “Israel”.
Kerusuhan telah menimbulkan kekhawatiran akan munculnya intifada ketiga.
(fath/arrahmah.com)