BRUSSEL (Arrahmah.com) – Seorang musuh Islam yang bekerja di kepolisian Belgia, mengganggu saudara Muslimah kita yang mulia dan ingin melihat wajahnya yang ditutupi niqab/cadar, tulis censored31 seperti yang diterbitkan oleh forum Islam Ansar al-Mujahidin.
Suaminya yang pemberani berusaha melindungi istrinya yang diserang oleh musuh-musuh Islam di Saint-Josse dalam tindakan pembelaan diri, menurut seorang saksi mata yang menyaksikan aksi brutal polisi kafir terhadap mereka.
Pada 23 Juli, thagut telah menetapkan untuk menerapkan hukum buatan manusia yang disebut “anti-burqa’ yang melarang masyarakat menggunakan penutup wajah baik penuh atau sebagian di wilayah publik.
Mereka yang melanggar hukum buatan manusia itu akan dipenjara selama 7 hari dan atau membayar denda 137,50 euro.
Inspektur polisi yang ingin melihat wajah sang Muslimah tersebut pada spre hari di Saint-Josse beberapa hari lalu, mengatakan bahwa ia dipukul di wajah, namun saksi mata mengatakan itu sebuah kebohongan yang terang-terangan. Kisah palsu berlanjut ketika ia menyatakan bahwa suami dari Muslimah tersebut mengatakan bahwa “siapa yang menyentuh istrinya akan dibunuh!”
Kisah sebenarnya adalah sang suami (36), memerintahkan istrinya untuk melarikan diri dan masuk ke dalam rumah lalu menguncinya dari dalam saat polisi memergokinya mengenakan burqa di wilayah publik di dekat rumahnya. Ia melakukannya. Namun musuh-musuh Islam yang bekerja di kepolisian Belgia mengikutinya dan memasuki dengan paksa rumah pasangan tersebut yang terletak di de Liedekerke, masih menurut saksi mata.
Menurut sumber, Muslimah itu akan dituntut di pengadilan karena menolak mematuhi perintah petugas kepolisian juga melanggar hukum karena telah mengenakan burqa di depan umum.
Sedangkan suaminya, ia dibawa ke kantor polisi di mana ia mendapat ancaman dan pelecehan. Para polisi kafir itu menyuruhnya meletakkan al-Qur’an di kemaluannya, sungguh biadab!
Beberapa hari sebelumnya, seorang Muslim juga harus membayar denda 50 Euro karena telah menyebarkan dokumen yang berisi dakwah di jalan-jalan di Brussel utara menentang perdagangan manusia dan prostitusi. Sekali lagi, nama yang sama muncul, yaitu inspektur kepolisian Pascal Bonomo. (haninmazaya/arrahmah.com)