LONDON (Arrahmah.com) – Seorang pria Muslim dipecat pada hari pertama kerjanya di sebuah toko handphone hanya karena berjanggut.
Shahid Salim (21), dari Croydon, kota besar di London, Inggris, memiliki janggut lebat karena ia ingin mengikuti sunnah Nabinya dan sekarang ia sedang berusaha mencari penasehat hukum untuk membantunya setelah ia mendapatkan perlakuan diskriminasi itu di perusahaan Vodafone di jalan raya Sutton do London.
Salim mendatangi toko tersebut pada (9/9/2011) lalu setelah ia ditempatkan di sana oleh sebuah Jasa perekrutan kerja, Adecco.
Saat itu, ia dibawa ke sebuah ruangan di belakang toko oleh Manajer Vodafone dan memberitahu bahwa Salim tidak dapat bekerja di sana karena ia memiliki janggut.
Salim meminta kepada manajer itu untuk melihat kode berpakaian di Vodafone apakah ada kebijakan untuk para pekerjanya untuk mencukur bersih janggut.
Namun, permintaan Salim itu ditolak dan diberitahu untuk berbicara saja ke Jasa Perekrutan yang merekrutnya (Adecco).
Salim berkata, “Selama waktu itu (Manajer toko) berbicara kepada saya, dia mengatakan kepada saya di depan umum di depan karyawan Vodafone, yang sepenuhnya merendahkan moral dan menyinggung saya, juga membuat saya kesal.”
Menurut Salim, yang dilakukan manajer itu adalah sebuah tindakan diskriminasi nyata, padahal telah dilarang di negara itu.
“Apa yang (manajer toko) lakukan adalah diskriminasi terang-terangan, dan diskriminasi adalah ilegal di negara ini, terutama dalam hal tempat kerja,” kata Salim, dikutip croydonguardian pada hari Kamis (29/3/2012).
Kemudian, pihak Vodafone berbicara dengan pihak Adecco untuk masalah Salim. Setelah itu, Vodafone memutuskan untuk memeanggil Salim kembali tanpa harus mencukur janggutnya.
Vodafone mengirim permintaan maaf kepada Salim. Namun Salim nampakn ya sudah tak berniat lagi untuk bekerja di Vodafone, ia menolak tawaran kembali ke Vodafone karena khawatir ia akan lebih didiskriminasi lagi, apalagi ia melakukan sholat wajib lima waktu dalam sehari, Salim khawatir diskriminasi akan mengganggu ibadahnya.
Salim mengatakan bahwa ia tidak akan nyaman untuk kembali ke toko yang sudah sangat mendikriminasinya. (siraaj/arrahmah.com)