NEW DELHI (Arrahmah.com) – Lengan kanan Akhlaq (28) putus setelah digergaji dengan gergaji mesin oleh dua orang ekstrimis Hindu setelah mengetahui nama dan melihat tato 768 di lengannya.
Bagi kalangan Muslim yang tinggal di Asia Tenggara seperti Pakistan, India, dan Myanmar, ada kebiasaan umum menulis angka 786 sebelum melakukan sebuah aktivitas. Dipercaya bahwa angka ini menggambarkan nilai numerologis total dari ekspresi Al Quran “Bismillah al-Rahman al-Rahim”.
Awal kejadian itu sendiri bermula ketika Akhlaq yang berprofesi sebagai tukang cukur mencoba merantau mencari kerja ke Panipat, Haryana.
“Kami tidak punya pekerjaan karena lockdown. Kondisi keuangan kami lebih buruk,” kata Ikram, saudara laki-laki Akhlaq seperti dilansir Two Circles (10/9/2020).
Menurut Ikram, saat Akhlaq sampai di Panipat, dia duduk beristirahat selama beberapa menit di daerah Kishanpura. “Dua orang datang dan menanyakan namanya. Begitu mendengar namanya, mereka mulai memukulinya. Setelah itu Akhlaq ditinggal di jalan dalam kondisi luka-luka,” ungkap Ikram.
Setelah ditinggal terluka, Akhlaq yang merasa haus mencoba mengetuk pintu rumah terdekat untuk meminta air. “Namun yang mengejutkannya, orang-orang di rumah itu menyeretnya masuk dan mulai memukulinya dengan tongkat kayu. Dia menyadari bahwa mereka adalah orang yang sama yang memukulinya beberapa menit sebelumnya,” tambah Ikram.
“Ada empat pria dan 2 wanita di rumah itu,” kata Akhlaq kepada saudara laki-lakinya, Ikram.
“Saat mereka melihat 786 tertulis di tangan Akhlaq, mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak akan membiarkan ini ditulis di tangan Akhlaq dan mereka memotong tangan kanannya dengan gergaji mesin,” kata Ikram “Dia dipukuli dengan sangat parah sehingga dia mengalami luka di setiap bagian tubuhnya,” tambahnya.
Ikram mengatakan kakaknya membuat tato nomor 786 ketika dia baru berusia 15 tahun. (Hanoum/arrahmah.com)