Seorang Muslim Jepang yang menemukan Islam sejauh ribuan mil dari rumahnya memutuskan mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang benar dan menyajikan citra Islam yang sebenarnya kepada warga Jepang.
“Saya pikir Jepang mewarisi pandangan Eropa yang agak bias mengenai Islam, dan ini telah memperburuk kecenderungannya,” kata Shimoyama Shigeru, seorang Muslim Jepang yang bekerja di Masjid Tokyo Camii dan Turkish Culture Center, kepada situs Nippon pada Senin (17/6/2013).
Shigeru pertama kali mengenal Islam selama perjalanannya ke sungai Nil ke Sudan sebagai seorang mahasiswa universitas.
Di sana, dia bertemu dengan orang yang berbeda-beda yang membanjiri dia dengan keramahan, meskipun mereka tidak mengerti apa yang dia ucapkan.
“Orang-orang Afrika yang saya temui adalah Muslim, dan keramahan mereka menciptakan kesan yang mendalam bagi saya,” katanya.
“Saya terkejut saat mengetahui bahwa kebaikan mereka berasal dari ajaran Islam.”
Kembali ke Jepang, Shigeru bertemu seorang mahasiswa Irak di Universitas Tokyo yang memberinya kemantapan terakhir yang dia butuhkan untuk memeluk Islam.
“Kebaikannya dan kasih persaudaraannya mencerminkan imannya sebagai seorang Muslim,” kenang Shigeru.
“Pengalaman itu adalah titik awal bagi saya hingga saya menjadi saya yang sekarang. Sejujurnya, [sebelumnya] saya tidak pernah punya keyakinan penuh kepada Tuhan, sampai akhirnya saya menjadi seorang Muslim,” katanya.
“Tapi setelah saya bergabung dengan komunitas Muslim dan mulai beribadah bersama umat Islam lainnya dari semua ras, berdampingan sebagai saudara, saya menyadari betapa indahnya itu.”
Islam sampai ke Jepang pada tahun 1920-an melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia.
Pada tahun 1930, jumlah Muslim di Jepang mencapai sekitar 1000 dari asal yang berbeda-beda.
Gelombang imigran lain yang meningkatkan populasi Muslim mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, bersama dengan pekerja imigran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh.
Jepang saat ini adalah rumah bagi sekitar 120.000 komunitas Muslim yang berkembang di antara hampir 127 juta penduduk di negara terpadat ke sepuluh di dunia tersebut.
Shigeru percaya bahwa interaksi manusia adalah titik kunci untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Islam kepada orang Jepang.
“Islam pada dasarnya adalah cara hidup yang hadir dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari seorang Muslim yang taat,” katanya.
“Saya berharap bahwa orang-orang akan menjadi tertarik dengan Islam dengan melihat pengaruhnya dalam aspek kehidupan sehari-hari, dan bahwa kontak pribadi dengan Muslim akan membantu mereka untuk memahami Islam dengan lebih baik.”
Shigeru, yang berpartisipasi dalam pendirian Islamic Center of Japan, mengatakan bahwa Islam menempatkan penekanan kuat pada perilaku yang benar dan kebajikan amal.
“Alasan kami beribadah bersama di barisan yang sama, menyatu dalam jantung semangat Islam yang menyatakan bahwa kita semua adalah sama di hadapan Allah,” katanya.
“Ada juga keyakinan dalam keadilan, atau Birru, ini adalah gagasan bahwa Anda harus selalu memikirkan kebutuhan orang lain terlebih dahulu.”
“Keyakinan ini membebaskan Anda dari cara berpikir egois. Ide-ide Islam telah terukir dalam hati saya.”
Mengedit dan menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan Islam kepada pembaca Jepang, Shigeru berharap untuk bisa menyebarkan ajaran Islam yang benar, menjauhkannya dari media bias.
“Saya beruntung mengalami pengalaman ke Afrika, di mana kebanyakan orang Jepang tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mereka [Muslim Afrika], jadi saya harap saya bisa memberikan kontribusi positif,” katanya.
“Saya ingin melakukan apapun yang saya bisa, untuk menjernihkan beberapa kesalahpahaman orang Jepang seputar Islam dan menyampaikan pemahaman yang benar tentang agama ini kepada sebanyak mungkin orang.” (banan/arrahmah.com)