KAIRO (Arrahmah.com) – Seorang mahasiswa tewas pada hari Sabtu dan puluhan lainnya ditangkap ketika pendukung Ikhwanul Muslimin Mesir bentrok dengan polisi di kampus Al-Azhar University Kairo, media pemerintah melaporkan, sebagaimana dirilis oleh Reuters, Sabtu (28/12/2013).
Shaimaa Mounir, seorang aktivis mahasiswa mengatakan kepada Reuters bahwa mahasiswa yang tewas adalah Khaled El-Haddad, salah satu pendukung Ikhwanul Muslimin yang melakukan aksi protes setelah pemerintah menetapkannya sebagai organisasi “teroris” pekan ini.
Surat kabar pemerintah Al-Ahram mengatakan pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa pro-Ikhwanul. Para pengunjuk membakar ban-ban untuk melawan gas air mata. Al-Ahram mengutip dari seorang pejabat kementerian kesehatan yang mengatakan bahwa salah satu siswa tewas dan lima terluka.
Al-Azhar selama berbulan-bulan telah menjadi tempat protes terhadap apa yang Ikhwanul Muslimin sebut sebagai “kudeta militer” yang menggulingkan Mohamed Mursi sebagai presiden pada bulan Juli setelah setahun masa jabatannya.
Ikhwanul Muslimin mengutuk apa yang disebutnya sebagai “tentara melakukan tindakan kekerasan terhadap protes mahasiswa”, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyebaran pasukan keamanan di kampus universitas merupakan upaya pemerintah untuk “membungkam setiap suara oposisi.”
Sumber-sumber keamanan mengkonfirmasi pernyataan Ikhwanul Muslimin bahwa sembilan mahasiswa Al-Azhar telah tewas dalam bentrokan dengan polisi sejak awal tahun ajaran pada bulan September. Pada hari Jumat, sedikitnya lima orang tewas dalam bentrokan di seluruh Mesir.
Dua bangunan perguruan terbakar dalam aksi kekerasan hari Sabtu. TV pemerintah menyiarkan gambar asap hitam mengepul dari bangunan fakultas dan berkata “mahasiswa teroris” telah menargetkan untuk membakar gedung fakultas pertanian juga.
Kantor pers Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa bangunan tersebut dibakar oleh pasukan keamanan, bukan demonstran.
Secara terpisah, jaksa memerintahkan penahanan lanjutan dari tujuh mahasiswa Al-Azhar yang ditangkap dalam bentrokan pada hari Kamis.
Para mahasiswa tersebut ditangkap atas tuduhan menjadi anggota kelompok “teroris “sejak Ikhwanul Muslimin resmi masuk dalam daftar organisasi “teroris” oleh pemerintah pada tanggal 25 Desember. Langkah itu meningkatkan protes terhadap pemerintah setelah penggulingan Mursi. (ameera/arrahmah.com)