IDLIB (Arrahmah.com) – Setidaknya 13 warga sipil, termasuk seorang ibu dengan empat anaknya, tewas di Idlib, ketika rezim Asad dan serangan udara Rusia menghantam wilayah itu, menurut sumber setempat pada Rabu (28/8/2019).
Serangan udara rezim Asad di kota Maarret Al-Nu’man menewaskan sembilan orang, termasuk seorang wanita dengan empat anaknya. Juga, dua warga sipil tewas dalam serangan udara di desa Masaran selatan sementara yang lain tewas di kota Jarjanaz, lansir Zaman Alwasl.
Kelompok pengamat lokal mengatakan bahwa jet tempur Rusia menyerang kota Tamanna, menewaskan satu warga sipil.
Jet rezim menghantam berbagai distrik di dalam zona de-eskalasi Idlib, termasuk Heir Maghar, Kafr Nabl, Seraqib, Tal Mannis, Tal Mardih, Gadafa dan Nukayyar.
Rezim Suriah dan sekutunya telah secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, meluncurkan serangan setiap harinya di dalam zona de-eskalasi di mana agresi dilarang.
Sejak Turki dan Moskow mencapai kesepakatan pada 17 September, sekitar 950.000 warga sipil telah terlantar. Selama periode yang sama, total 1.282 warga sipil telah terbunuh oleh serangan udara Rusia atau rezim, di antaranya adalah 219 wanita dan 341 anak-anak.
Penggerebekan di dekat Sheir Maghar datang setelah pasukan rezim Suriah mengepung pos pengamatan Turki di kota terdekat Morek pekan lalu, menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Beberapa hari sebelumnya, serangan udara rezim menargetkan militer Turki tak lama setelah melintas ke Idlib dalam perjalanan menuju Khan Sheikhoun.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Selasa (27/8) mengatakan bahwa situasi di Idlib telah menempatkan pasukannya dalam bahaya.
“Kami tidak ingin ini terus berlanjut. Semua langkah yang diperlukan akan diambil di sini sesuai kebutuhan,” katanya setelah pembicaraan dengan mitranya dari Rusia Vladmir Putin di Moskow.
Provinsi Idlib dan beberapa wilayah Aleppo dan Latakia dikendalikan oleh Hai’ah Tahrir Syam, aliansi Mujahidin yang dipimpin oleh Jabhah Fath Syam. (haninmazaya/arrahmah.com)