MOSUL (Arrahmah.com) – Pasukan AS telah membunuh seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di sebelah utara kota Mosul, dengan dalih bahwa anak itu dicurigai dibayar oleh para mujahidin untuk menyerang konvoi mereka.
Insiden Kamis (7/5) itu terjadi ketika anak laki-laki tersebut ‘mencoba menyerang’ patroli gabungan Amerika-Irak di kota utara Moasul, kata militer AS pada Sabtu (9/5).
“Pasukan koalisi menembak dua dari tiga orang yang diduga kuat terlibat dalam serangan, satu orang tewas, yang kemudian mereka ketahui adalah seorang anak laki-laki berumur 12 tahun,” kata Sersan Michael Wetzel dari militer AS.
“Kami mempunyai setiap alasan untuk yakin bahwa para pemberontak membayar anak-anak untuk melancarkan serangan ini atau membantu penyerang untuk beberapa hal. Tetapi tidak diragukan lagi, mereka menempatkan anak-anak dalam kondisi yang membahayakan,” tegasnya.
Irak, yang mengalami periode ‘santai’ dengan mengikuti kekerasan lewat invasi AS selama bertahun-tahun, saat ubu tengah terpukul oleh gelombang serangan yang tak henti-hentinya.
Meningkatnya serangan, menurut beberapa pihak, adalah skenario agar AS memiliki dalih untuk tetap tinggal di Irak setelah 2011.
Menurut perjanjian keamanan sementara yang ditandatangani Baghdad dan Washington, Amerika Serikat diharuskan menarik kembali angkatan perangnya dari beberapa kota di Irak menjelang 30 Juni, dan dari negara secara keseluruhan menjelang akhir 2011.
Spekulasi tersebut membuat pemerintah Irak lewat juru bicaranya Ali al-Dabbagh untuk menegaskan kembali bahwa batas waktu penarikan tentara AS dari Irak tidak akan diperpanjang.
Jenderal Ray Odierno, panglima angkatan perang AS di Irak, menanggapi seruan al Dabbagh bahwa tentara Amerika saat ini sudah selangkah demi selangkah menarik diri dari kota-kota di Irak. (Althaf/ptv/arrahmah.com)