MAROKO (Arrahmah.com) – Pada Jumat (27/5/2011) pagi, seorang aktivis Muslim, pendiri Islam Policy, Younus Abdullah Muhammad, ditangkap oleh otoritas Maroko, ia ditahan dan sedang menunggu ekstradisi ke Amerika Serikat. Penangkapnnya datang dalam barisan panjang Muslim yang dipenjara karena berbicara lantang menentang Amerika Serikat. Ini adalah bagian dari perang AS terhadap Islam.
Ini adalah perang yang dilancarkan pada dua front berhubungan.
Satu front adalah penggunaan kekuatan (militer), di mana AS menggunakan “hard power”nya untuk mendominasi, memaksa dunia Muslim menjadi sesuai dengan kepentingan mereka. Kita melihat ini di banyak negeri Muslim, dari Irak, Afghanistan, Pakistan, Yaman, Somalia dan tempat lainnya.
Front lainnya adalah ideologi, di mana AS mencoba untuk mengubah keyakinan dan persepsi Muslim, dan berupaya untuk mengubah Islam itu sendiri. Untuk tujuan ini, Amerika Serikat mencoba mencium suara-suara dari perbedaan pendapat, suara kebenaran. Sementara pada saat yang sama, mempromosikan suara-suara kompromi, yang karena alasan apapun akan bersedia bekerjasama dalam distorsi kebenaran Islam. Semua ini tak lebih dari sebuah program intimidasi, upaya sistematis untuk membungkam kebenaran, membungkam mulut Muslim.
Peristiwa penangkapan Younus, dilakukan karena ia lantang menyuarakan Islam dan menentang Amerika. Ia merasa puas dengan apa yang Allah putuskan untuknya. Dia pernah menyatakan berdasarkan pernyataan Imam Muhammad bin Abdul Wahab, bahwa kita harus mempelajri empat hal. Pertama, memperoleh pengetahuan agama, kedua adalah menerapkannya dalam kehidupan, ketiga menyeru (dakwah) kepada orang lain ke dalam Islam dan keempat untuk bersabar dalammenghadapi kesulitan. Semoga Allah SWT mencurahkan kepadanya kesabaran saat ini untuk Younus dan mempercepat pembebasannya.
Diambil dari islampolicy, diterjemahkan oleh Hanin Mazaya