“Yah, percaya atau tidak, saya menjadi muslim karena sebuah senyuman hangat yang sederhana,” ujar Stacey, seorang muslimah warga Australia yang baru saja menjadi Muslim beberapa tahun yang lalu.
Dia menjelaskan bahwa alasan yang membuatnya tertarik untuk mengetahui tentang Islam adalah seorang wanita muda yang sangat optimis dan ceria yang bernama Sarah, teman kerjanya di salah satu perusahaan.
“Aku tidak mengenal Sarah dengan baik, tapi aku selalu merasa ada sesuatu yang unik tentang dirinya,” tambah Stacey.
Stacey menjelaskan bagaimana Sarah dulu yang selalu membantu semua orang, tampak ceria dan optimis, dan pikirannya selalu tampak bebas dari masalah. Stacey ingin tahu rahasianya, jadi dia memutuskan untuk mendapatkan kontak langsung dengan Sarah.
Suatu hari, Stacey memutuskan untuk langsung bertanya kepada wanita muda tersebut tentang rahasia dirinya yang selalu positif dan optimis.
“Agama saya yang membuat saya demikian. Saya seorang Muslim,” jawab Sarah.
Dia kemudian mulai menjelaskan bagaimana Islam berpengaruh terhadap bagaimana Anda berpikir, bertindak, dan bersikap terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitar Anda.
Stacey kemudian memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang Islam yang indah yang tidak hanya membahas hubungan spiritual seseorang dengan Allah, tetapi juga tentang bagaimana berkomunikasi dengan orang lain di sekitar mereka.
Banyak orang secara keliru percaya bahwa untuk terlihat terhormat, mereka harus memiliki kerutan serius di wajah mereka, sehingga orang lain akan merasakan keseriusan tersebut, dan akibatnya menghormati mereka.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam selalu mendorong umat Islam untuk bersikap optimis dan ceria. Itu pada dasarnya karena mereka percaya pada takdir.
Muslim percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidup mereka adalah yang terbaik, dan bahwa Allah selalu mengawasi mereka dimanapun mereka berada. Bahkan ketika hal-hal yang tampaknya benar-benar rumit. Muslim sejati percaya jauh di dalam hati mereka bahwa kebijaksanaan Allah di balik semua itu, dan semuanya akan berubah menjadi baik-baik saja.
Seorang Muslim mencoba untuk tidak terlalu khawatir tentang masa depan dan apa yang akan dihadapi. Itu tidak berarti bahwa mereka tidak selalu berpikir tentang hal ini, mereka pasti lakukan. Tetapi mereka menetapkan tujuan yang jelas, dan merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, setelah itu, mereka berhenti khawatir dan menaruh keyakinan penuh mereka kepada Allah.
Teladan Nabi
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri merupakan manusia yang selalu ceria, optimis, dan selalu tersenyum. Wajahnya bersinar dengan cahaya rasa syukur kepada Allah, meskipun ia menghadapi begitu banyak kesulitan. Beliau memiliki keyakinan dalam dirinya bahwa Allah Subhanahu Wata’ala selalu ada, menjaga beliau, dan mengubah hidup menjadi lebih baik.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alihi Wassalam juga mengajarkan kita untuk melakukan hal yang sama.
Apa yang menarik tentang senyum adalah kekuatan? Ketika mengamalkan Islam, kita masing-masing memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan karakter Islam yang sebenarnya kepada orang lain di sekitar kita. Pepatah mengatakan bahwa perilaku “berbicara lebih keras” daripada kata-kata, sehingga cara kita berinteraksi dengan orang lain meninggalkan efek yang lebih mendalam daripada kata-kata yang kita ucapkan.
Percaya atau tidak, bahasa tubuh memang memiliki pengaruh yang besar dalam berkomunikasi dengan orang lain, “Ini bukan apa yang Anda katakan, tapi tentang bagaimana Anda mengatakannya.”
Apa yang menarik tentang senyum adalah kekuatan? Hal ini mengejutkan bahwa senyum menular di antara semua orang dari berbagai latar belakang, budaya, jenis kelamin, etnis, dan usia. Senyum adalah jenis bahasa dimana semua orang mengerti maknanya. Ia memiliki kekuatan untuk membuat orang merasa istimewa dan dihargai. Senyum menyebarkan energi positif di kapanpun dan dimanapun.
Bahkan menurut ilmu psikologi, tersenyum dianggap sebagai hal yang sangat berguna bagi kesehatan. Coba praktekkan sendiri: Apakah Anda melihat seseorang yang tersenyum pada Anda dan Anda tidak tersenyum kembali? Saya ragu itu! Saya rasa itu adalah bagian dari sifat manusia untuk tersenyum kembali pada seseorang yang tersenyum pada Anda. Kami melakukannya tanpa berpikir.
Untuk menyimpulkan semuanya, hanya ada satu pernyataan yang terus mengingatkan diri bahwa ,”Saya seorang Muslim, dan saya memiliki Tuhan yang Maha Penyayang, jadi mengapa saya harus khawatir tentang apa pun, ketika saya tahu jauh di dalam hati bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada saya adalah yang terbaik untuk saya?”
“Saya mendorong semua orang di luar sana untuk mulai berlatih kebiasaan sehat ini, menyebarkan energi positif di sekitar, dan mendapatkan lebih banyak pahala dari Allah dari sebuah senyuman,” tutup Stacey.
*sebagaimana di ceritakan oleh Abeer Zaki dari onislam.net
(ameera/arrahmah.com)