GAZA (Arrahmah.id) – Dengan pakaian yang sopan, wajah yang ceria, senyum yang lebar, kedamaian hangat yang terpancar, dan kondisi kesehatan yang baik, inilah gambaran para tawanan “Israel” selama penyerahan tawanan gelombang keenam oleh Brigade Al-Qassam dan Brigade Yerusalem.
Video yang dipublikasikan oleh Brigade Al-Qassam menunjukkan pesan terima kasih dari para tahanan kepada Perlawanan, yang membuat netizen terkesan. Beberapa tweet mengatakan bahwa perlawanan sedang melakukan pertempuran perang psikologis yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pendudukan “Israel”, dan mereka menyadari pentingnya gambar dalam menciptakan kesadaran di kalangan internasional tentang perlawanan Palestina dan kemanusiaan umat Islam, serta akhlak para Mujahidin dalam mengurus para tawanan.
Ada pula yang fokus pada bahasa tubuh yang muncul dari para tawanan terhadap anggota perlawanan dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa disembunyikan atau disangkal. Beberapa dari mereka juga membenarkan bahwa perlawanan di Gaza mampu memukau dunia dengan perlakuan baiknya terhadap para tawanan. Para tawanan seolah-olah tidak tinggal di Gaza, yang merupakan salah satu wilayah paling berbahaya di dunia dan sedang dilanda perang, yang selama 55 hari hanya terdengar deru mesin pesawat dan suara misil tak kunjung reda.
Four pictures destroy all Israeli propaganda pic.twitter.com/709AT76836
— ضِيـَاء عُـمان (@DIYA_OMAN) November 30, 2023
Di sisi lain, netizen di media sosial membandingkan situasi para tahanan Palestina yang dibebaskan dan kesaksian mengerikan atas apa mereka alami oleh otoritas pendudukan, dan bagaimana mereka yang ditahan oleh kelompok perlawanan di Gaza muncul dengan kondisi kesehatan yang baik.
Netizen mengutip kisah anak Yerusalem, Abdul Rahman Amer Al-Zaghal (14), yang tidak bisa bersukacita atas keputusan pembebasannya, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan gelombang ketiga antara Hamas dan otoritas pendudukan bersama dengan 21 anak Yerusalem lainnya. Zaghal menjalani operasi di Rumah Sakit Hadassah Karem setelah terluka parah pada 19 Agustus. Di hadapan keluarganya dan di bawah pengaruh obat penenang, polisi pendudukan melepaskan gelang elektronik dari pergelangan kakinya, dan mengumumkan berakhirnya penahanannya di Yerusalem barat. (zarahamala/arrahmah.id)