PAMULANG (arrahmah.com)Selasa, 18 Mei 2010 jenazah almarhum Achmad Said Maulana dimakamkan di TPU Pondok Petir, Depok. Takbir bersahutan mengiringi jenazah almarhum sejak memasuki rumah duka hingga diturunkan ke liang lahat. Wajah jenazah terlihat bersih dengan sedikit senyum di bibirnya. Pemakaman berjalan khidmat, mengiringi kepergian lelaki yang ditembak densus 88 di Jalan Letjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, pada Rabu siang lalu.
Jangan Tangisi Kepergiannya
Sesaat ketika jenazah almarhum Achmad Said Maulana memasuki rumah duka, di Reni Jaya Baru AA6/2, Jalan Flamboyan 3, Pamulang, sura takbir bersahutan diteriakkan oleh para pelayat yang sudah menunggu selepas zuhur. Keluarga satu persatu melihat jezanah untuk terakhir kalinya, dan tangisan pun pecah tak terbendung. Beberapa kerabat mengingatkan agar tidak menangisi kepergian almarhum yang sudah menentukan jalan hidupnya dalam perjuangan Islam. Tercatat Maulana pernah bergabung di kamp MILF, Mindanao.
Tidak beberapa lama disemayamkan di rumah duka, jenazah Maulana dibawa ke Mushala Al Hikmah yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka untuk dishalatkan. Diimami oleh Ustadz Syawwal, puluhan pelayat menshalatai jenazah almarhum. Setelah itu, beriringan, dengan diiringi takbir, jenazah dimasukkan kembali ke dalam ambulan untuk dibawa ke pemakaman.
Keluarga Yakin Khusnul Khatimah
Tepat tengah hari, iring-iringan pelayat memasuki tanah pemakaman di TPU Pondok Petir, Depok. Salah seorang keluarga dekat beliau dan yang melihat langsung wajah jenazah Maulana, menuturkan bahwa dirinya yakin bahwa maulana wafat dalam kondisi khusnul khatimah (kematian yang baik).
“Ya saya yakin, wajahnya putih, bersih sekali, tidak seperti orang yang kalau mati terkena kasus narkoba”, ujarnya
Orang tua almarhum, Hanafi Ismail dan Suhartiningsih bahkan tidak menunjukkan raut sedih. Hanya anak almarhum, Ahmad Dahlan (8 tahun), yang terlihat sedih ditinggal abinya (ayahnya) untuk selamanya. Beberapa pelayat mencoba menghibur dengan mengelus-ngelus kepala anak tersebut.
Meski sederhana, proses pemakaman berlangsung khidmat. Ketika jenazah diturunkan ke liat lahat, takbir masih menggema. Selepas itu, satu persatu pelayat meninggalkan lokasi pemakaman. Keluarga almarhum masih berkumpul dan dikerumuni wartawan yang terus saja berusaha mendapatkan sepotong informasi dari keluarga almarhum. Hanya saja dengan tegas keluarga korban menolak memberikan komentar dengan mengatakan masih berduka cita.
Almarhum Maulana pergi meninggalkan seorang anak, Ahmad Dahlan (8 tahun) dan seorang istri yang tengah mengandung janin berusia empat bulan. Selamat jalan duhai pejuang. Semoga seluruh amal ibadah almarhum Maulana dan perjuangannya dicatat sebagai amal sholeh di sisi Allah Swt., dan keluarga almarhum diberikan rezeki yang melimpah dari Allah Swt., melalui tangan saudara-saudara Muslimnya. Insya Allah!
(M Fachry/arrahmah.com)