BANTEN (Arrahmah.com) – Jum’at sore sekitar pukul 17:00 WIB, jenazah Jaja yang bernama asli Pura Sudarma akhirnya dimakamkan di kampung halamannya di daerah Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. Sore itu lebih dari 1000 orang hadir mengikuti pemakaman pria berumur 50 an yang ditembak mati di Aceh Besar pada Jum’at siang 12 Maret kemarin.
Pura Sudarma alias Jaja meninggalkan seorang istri dan empat anak. Jenazah Jaja berangkat dari RS Polri Kramat Jati sekitar pukul 13:00 WIB dan tiba di kediaman Jaja di RT 02/RW 04, Sajira Barat, Kabupaten Lebak, Jumat (19/3) sekitar pukul 16:00 WIB. Wartawan tidak diperbolehkan masuk hingga kedalam rumah, ada tulisan “Batas Pers!” di gerbang pagar. Spanduk Selamat Datang Pahlawan Islam menyambut di jembatan sungai yang menuju desa. Di pagar rumah juga dipasang spanduk yang mengutip surat An Nisa ayat 76.
Setelah jenazah datang dan dimasukkan ke dalam rumah, jenazah disolatkan oleh para wanita, setelah itu jenazah diangkat ke masjid untuk kembali disolatkan pentakziyah laki-laki yang jumlahnya ribuan tersebut. Lepas dari masjid, keranda jenazah langsung diangkat ke TPU Sajira yang berjarak 300 meter sebelah selatan kediaman Jaja. Pekikan takbir Allahu Akbar berkali-kali diteriakkan para pelayat dari masjid hingga ke tempat pemakaman.
Pura Sudarma alias Jaja, beliau disebut-sebut sebagai salah seorang mentor dari Abdul Aziz alias Imam Samudra yang juga berasal dari Banten. Jaja dikenal kaya dan punya banyak bisnis. Beliau mempunyai bisnis ekspedisi Sajirah, mengelola kebun di Pandeglang, juga Bengkel di Bandung, Jakarta, dan Serang.
Sedangkan seorang lagi pria yang juga turut ditembak mati di Aceh Besar, bernama Enceng Kurnia alias Arham telah dikuburkan pada Jum’at pagi sekitar pukul 01:00 WIB di Bandung. Jenazah Arham berangkat dari RS Polri Kramat Jati pada Kamis malam sekitar pukul 21:00 WIB dan langsung berangkat ke Bandung. Tidak ada peliputan media pada pemakaman Enceng alias Arham ini. (muslimdaily/arrahmah.com)