SURIAH (Arrahmah.com) – Tanpa putus asa melihat dunia yang seakan diam atas dua tahun konflik di negara mereka, warga Suriah bertahan dari kekejaman rezim Syiah dengan mengandalkan iman Islam mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari perang mematikan yang telah merenggut ribuan nyawa.
“Apa yang bisa dirasakan setiap orang, melihat begitu banyak mayat?” Ahmad (20), seorang pejuang Sunni, mengatakan kepada Olly Lambert, pembuat film dokumenter tentang konflik Suriah untuk seri PSB FRONTLINE dan Channel 4 Inggris, seperti dilansir OnIslam pada Ahad (14/4/2013).
“Kami tidak bisa melakukan apa-apa – tidak ada orang yang mendukung kami, … Tidak ada kekuatan, kecuali yang datang dari Allah.”
Ahmad adalah seorang Muslim Sunni dari lembah sungai Orontes. Ia telah membelot dari kepolisian rezim untuk bergabung dengan pejuang melawan Presiden diktator Suriah, Bashar Al-Assad.
“Aku dibesarkan di lembah ini,” kata Ahmad dalam film dokumenter “Suriah: Across Lines“, yang akan ditayangkan pada hari Rabu (17/4).
“Dulu kami dan Syiah sudah seperti saudara,” katanya, menggenggam AK-47 miliknya yang berharga dan tak pernah ia lepaskan.
Alawit Syiah adalah pendukung setia diktator Assad dan rezimnya.
“Jika Alawit Syiah ingin melawan kami, maka kami akan merespon – dengan kekuatan yang mematikan,” kata Ahmad.
Setelah lebih dari dua tahun pertumpahan darah, warga Suriah semakin biasa mendefinisikan diri mereka sendiri dan orang lain (musuh) dalam hal identitas etnis atau agama mereka. Alawit Syiah terlihat semakin menampakkan wajah asli mereka.
Di desa yang dikuasai para pejuang Suriah, di sepanjang sisi lembah Sunni, masjid-masjid dipenuhi dengan orang-orang yang berbicara secara terbuka tentang apa yang para Sunni rasakan.
Sementara di sisi lain lembah, terdapat batas pos pemeriksaan pemerintah, semua diawaki oleh tentara rezim, diatur untuk memegang garis depan melawan apa yang mereka sebut “geng bersenjata” dan “teroris”.
Di sana terdapat desa Syiah.
Mahmoud merupakan salah satu anggota dari kelompok Alawit Syiah yang membentuk “Komite Rakyat”, sebuah istilah baru bagi syiah pro-Assad.
Mahmoud secara terang-terangan mengatakan telah menembak mati seorang pejuang Sunni dalam bentrokan baru-baru ini.
“Darahnya mengalir di pintu,” katanya, menyeringai puas.
Lebih dari 70.000 orang telah tewas dalam lebih dari dua tahun pertempuran antara pasukan brutal Syiah, yang mendukung diktator Assad, dan warga Sunni, dengan para pejuangnya yang berjihad melawan kekejaman para Syiah. (banan/arrahmah.com)