TEL AVIV (Arrahmah.id) — Seorang prajurit cadangan Pasukan Pertahanan Israel terluka parah setelah terkena ranjau darat ketika unitnya secara tidak sengaja memasuki ladang ranjau Israel selama operasi di perbatasan Lebanon, kata militer Israel.
Dilansir The Times of Israel (12/4/2025), prajurit tersebut dibawa ke rumah sakit setempat dan dilaporkan kondisinya telah membaik pasca menjalani operasi untuk luka-lukanya.
Tidak jelas di sisi perbatasan mana ledakan itu terjadi. Dan tidak jelas juga apakah ranjau yang dimaksud adalah anti-tank atau anti-personel.
Israel, bersama dengan beberapa negara besar, tidak menandatangani Perjanjian Ottawa 1997 yang melarang penggunaan ranjau antipersonel. Namun pada tahun 2011, Israel membentuk Otoritas Pembersihan Ranjau untuk membersihkan ladang ranjau yang dianggap tidak penting bagi keamanan negara.
Ledakan ranjau di perbatasan Lebanon terjadi sehari setelah seorang prajurit tempur dari Batalyon ke-12 Brigade Golani terluka parah di Jalur Gaza selatan, tampaknya karena salah tembak secara tidak sengaja.
Perang di Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, ketika milisi Syiah Hizbullah mulai melancarkan serangan hampir setiap hari ke Israel utara. Serangan itu dimulai sehari setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerbu Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang serta menyandera 251 orang.
Berdasarkan gencatan senjata yang dimediasi AS-Prancis. Hizbullah diharuskan mengosongkan Lebanon selatan untuk digantikan oleh militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian internasional UNIFIL.
Sumber Hizbullah mengatakan kepada AFP pada hari Sabtu bahwa mereka telah menyerahkan sebagian besar wilayahnya di Lebanon selatan kepada militer Lebanon.
Mengutip sumber diplomatik, Channel 12 melaporkan bahwa militer Lebanon semakin membaik di bawah pengawasan AS, tetapi masih terlalu lemah untuk mengambil tanggung jawab penuh atas keamanan regional, meskipun mendapat dukungan dari Prancis.
Hizbullah dilaporkan telah menunjukkan kesiapan dalam beberapa hari terakhir untuk membahas perlucutan senjata dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun. (hanoum/arrahmah.id)